Daisypath Anniversary tickers

Monday, December 19, 2005

" Udah Isi ?? "

"Udah isi ?" Pertanyaan paling standar yang dihadapi oleh wanita yang baru menikah. Belom terlalu bosan sebenarnya menghadapi pertanyaan seperti itu, karena usia pernikahannya pun tergolong baru. Walaupun kadang keluar juga sifat jailnya, "Udah tadi pagi isi nasi goreng"

Tapi sebenarnya kalau mau direnungi, pertanyaan standar seperti itu bukan pertanyaan yang mudah. Karena makna dari pertanyaan itu adalah pertanyaan apakah sekarang kita sudah layak diamanahkan oleh Allah sebuah amanah besar. Apakah kita sudah berpindah kepada peranan yang baru yaitu sebagai ibu. Dan apakah kita sudah benar - benar siap dengan segala konsekuensinya.

Terus terang, akhir - akhir ini saya jadi sedikit phobia dengan pertanyaan itu. Karena yang terbayang ketika ditanya hal seperti itu adalah bayangan perjuangan yang berat dalam masa - masa kehamilan dimana kondisi fisik dan mental seorang wanita pada masa - masa itu biasanya menjadi tidak stabil. Kemudian terbayang pula perjuangan besar meregang nyawa ketika melahirkan seorang anak, perjuangan yang nilai nya sebanding dengan pahala para syuhada. Dan terbayang pula kesiapan diri ini untuk mengambil peran baru, sebagai seorang ibu, madrasah pertama bagi anaknya, pemilik surga di telapaknya, dan juga pemegang amanah yang kelak harus dipertanggung jawabkan di hadapan Allah.

Astaghfirullah ....

Sekedar punya anak bukanlah sebuah prestasi. Para wanita tunasusila yang tidak memiliki harga diri pun bisa dengan mudahnya melahirkan seorang anak. Bahkan binatang yang sangat rendah derajat kehidupannya dibandingkan manusia pun melahirkan keturunan. Jadi, sekedar punya anak bukanlah sebuah prestasi. Yang menjadi prestasi adalah ketika kita mampu menjadikan anak ini sebagai pembuka pintu surga bagi kedua orang tua nya.
Semoga Allah senantiasa memberi yang terbaik.

Amiin ya rabbal'alamiin.

syukur

Sore ini tiba - tiba mengeruak sebuah syukur penuh haru. Mengingat anugrah yang telah Allah titipkan semenjak sebulan yang lalu. Sungguh anugrah terbesar dalam hidup. Semoga Allah menjadikan diri ini sebagai hamba yang pandai bersyukur atas limpahan anugrah-Nya.

Salam rindu untuk seseorang,
Yang telah mengetuk pintu hati ini dengan penuh kelembutan,
Membukanya dengan penuh kasih sayang,
Dan mengisinya dengan cinta dan perhatian.

Tidak ada yang mampu diberikan sebagai balasan,
Selain untaian do'a yang dilantunkan,

" May Allah shower you with His love, for the love that you shower me "

Friday, December 02, 2005

Saatnya Berbagi

Ternyata butuh sebuah proses pembelajaran tersendiri untuk bisa berbagi. Saya yang biasanya memutuskan segala sesuatunya sendiri bahkan terkadang menyimpan segala sesuatu nya untuk sendiri, sekarang harus berbagi. Bukan sekedar berbagi materi yang dimiliki, tapi juga berbagi pemikiran yang terlintas di kepala, berbagi perasaan yang mendiami hati dan berbagi beban yang dipikul di pundak.
Saya baru menyadari bahwa ternyata butuh proses pembelajaran sendiri bahkan untuk berbagi beban dan kesedihan. Harus mulai belajar mengizinkan seseorang melihat bulir - bulir air mata yang menetes. Air mata yang biasanya hanya disaksikan oleh dinding - dinding kamar atau oleh hamparan sejadah panjang.
Semoga Allah memberikan kesabaran untuk terus belajar berbagi. Karena dunia terlalu luas untuk diarungi sendiri