Daisypath Anniversary tickers

Thursday, April 26, 2007

Ga Suka ...

”Ada ngga yang abang ga suka dari ade .. ?”

”Mmmhhh .. apa yaah.... perasaan ga ada tuh .. alhamdulillah suka semuanya ..he..he..”

Wafa’ kembali menyeka air matanya. Masih terekam dengan kuat dalam ingatannya, percakapan di bulan pertama pernikahan. Jawaban yang sangat romantis dari suami tercinta yang membuatnya tersipu malu.

Jika pertanyaan yang sama dilontarkan hari ini, hampir dapat dipastikan jawabannya tidak akan sama. Dan jika situasi nya dibuat berbalik, jika suami nya yang bertanya kepada dia dengan pertanyaan yang sama, belum tentu Wafa’ bisa menjawab seperti suaminya menjawab pertanyaan itu di bulan pertama pernikahan mereka.

Wafa’ paham benar bahwa segala sesuatu nya memang mungkin tidak harus selalu seromantis bulan pertama pernikahan. Air matanya malam ini juga bukan untuk menyesali itu. Dia tahu, suami nya sangat mencintainya, begitu juga sebaliknya. Kalau lah ada gesekan – gesekan dalam kehidupan pernikahannya, dengan sekuat tenaga dia coba hadapi semua sebagai sesuatu yang biasa. Air mata malam ini pun hanya sebagai ekspresi emosi sesaat saja. Semoga setelah ini dia kembali menemukan kekuatannya utk menjalani semua yang ada dihadapannya.

Lebih dari satu tahun sudah dijalani dalam kehidupan pernikahan. Hampir semua sisi sudah pernah dilihat Wafa’ dari suaminya. Sisi kebaikannya, dan juga sisi kekurangannya. Dan dia menyadari betul, pria yang ada dihadapannya adalah suami tercinta yang juga manusia biasa. Tidak mungkin 100 % sempurna sesuai dengan bayangan idealnya. Dia juga menyadari betul, bahwa suami adalah seseorang yang harus dita’ati, dan dicintai sepenuh hati. Mencintainya adalah perwujudan rasa syukur seorang istri kepada Allah. Karena Allah lah yang telah memilihkan lelaki terbaik untuknya.

Memang mencintai seseorang tidak bisa hanya menyukai sisi kebaikannya saja. Karena ia datang dalam satu wujud yang utuh. Lengkap bersama kebaikan dan kekurangannya. Persis seperti tulisan Anis Matta dalam buku Biarkan Kuncupnya Mekar jadi Bunga.

”Kita tidak akan pernah bisa mencintai seseorang dengan sesungguhnya dan dengan perasaan cinta yang mendalam sebelum kita menerima dia apa adanya. Dan menerima tidak selalu berarti bahwa kita menyukai kekurangan dan kelemahannya. Menerima lebih berarti bahwa kelemahan dan kekurangan itu bukan kondisi akhir dari kepribadiannya, dan selalu ada peluang untuk berubah dan berkembang”.

Wafa’ teringat salah satu pertanyaan yang pernah dilontarkan untuknya ketika dia mengisi sebuah kajian.

”Apa yang teteh suka dari suami teteh?”

Hhhmmmhh..pertanyaan yang waktu itu tidak terjawab. Bukan karena tidak ada kesukaan yang dapat dia ungkapkan, tapi karena dia memahami bahwa menikah bukan masalah suka apanya atau tidak suka bagian mananya dari pasangan kita. Menikah adalah saling menerima dan saling memahami semua kondisi yang ada, untuk kemudian tumbuh bersama menuju kondisi yang lebih baik.

Kalau dia mau membuat daftar tentang apa yang dia suka atau tidak suka dari suami nya, mungkin bisa saja. Tapi sekedar mendokumentasi kekurangan dan kelebihan tidak akan membawa manfaat apa – apa. Yang harus dilakukan adalah bagaimana agar kelebihan nya dapat terus terpelihara dan menjadi jalan tumbuhnya perasaan cinta yang semakin kuat. Serta bagaimana agar kekurangannya dapat dipahami, jika memang bukan sesuatu yang luar biasa, atau dijadikan ladang amal untuk membantu pasangan kita memperbaiki diri.

Wafa’ juga memahami bahwa dia bukan istri yang sempurna. Selama ini suaminya selalu berlapang dada menerima kekurangannya, dan selalu terbuka pintu ma’af untuk kesalahannya. Jika suami tercinta bisa menerima dia apa adanya, mengapa tidak sebaliknya?

”Sesungguhnya mema’afkan adalah pemenuhan kebutuhan untuk dima’afkan.”

Monday, April 23, 2007

I am proud of you

I am proud of you
Have I ever told you that?

I am proud of you
For all the hard work you do
Trying to make me happy

I am proud of you
For all the effort you give
Trying to be all the best you can be .. for me

I am proud of you
For all the laughter you try to bring
To wipe all my tears

I am proud of you
Do you actually proud of me too?

Pada Ashar Hari Kamis

Pada ashar hari Kamis di akhir pekan, seorang kader dakwah seperti dituturkan Imam Hasan Al Banna keluar dari bengkel tempat ia bekerja. Malamnya ia sudah memberikan ceramah di sebuah pertemuan beberapa puluh kilometer dari tempatnya. Esok Jum’atnya ia berkhutbah dengan bagus ditempat lain yang jaraknya juga lumayan jauh. Asharnya ia memberikan pengarahan pada sebuah mukhayyam (camping) yang diikuti ratusan pemuda dari berbagai penjuru.

Malamnya lepas isya ia menyampaikan arahan dalam sebuah dauroh besar. Ratusan kilometer dalam tempo 30 jam ditempuhnya, suatu perjalanan yang melelahkan. Namun esoknya dengan wajah cerah cemerlang dan hati yang tenang, ia telah tiba ditempat kerjanya lebih cepat, tanpa ribut-ribut mengisahkan kerja besar yang baru diselesaikannya.
~ da'wah memang bukan untuk orang - orang manja. ayo semangat !!! ~

Sunday, April 15, 2007

Berbagai Sisi

Bayangkan bagaimana rasanya menanti selama 17 bulan.. Ibarat berdiri dalam sebuah antrian, orang - orang yang datang setelah kita sebagian besar sudah mendapatkan pesanannya. Ada orang yang baru datang kemarin sore, tapi sudah dapat giliran duluan. Ada yang baru datang beberapa bulan setelah kita, tapi sudah dapat tersenyum lebar. Bahkan ada yang tidak berdiri dalam antrian dan tidak memesan sama sekali, mereka juga dapat bagian.

Kecewa, jelas.. tidak perlu ditanya. Sedih, sudah pasti ... itu memang manusiawi. Beruntungnya kita karena Allah mengajarkan kita bahwa hidup selalu dapat dilihat dari berbagai sisi. Bahkan hidup tidak dapat dilihat hanya dari satu sisi, hanya dari sisi hitam dan putih sebagaimana hal nya sebuah sistem antrian. Bahwa yang dapat giliran nomor 2 pasti harus menunggu setelah nomor 1. Bahwa kalau tidak hitam berarti putih.

Menanti tidak selalu berarti sebuah ketidak-beruntungan. Belum mendapat giliran bukan berarti sebuah kemalangan. Bahkan mendapatkan giliran duluan pun belum tentu sebuah prestasi.

Beruntungnya kita karena Allah mengajarkan kita bahwa hidup selalu dapat dilihat dari berbagai sisi. Kecewa, sedih, itu hal yang manusiawi. Selama kita tidak terlarut didalamnya. Selama hal itu tidak menggiring kita pada keputusasaan.

Meneteskan air mata juga bisa menjadi salah satu alternatif mengumpulkan kekuatan. Bukan melulu sebuah ciri kelemahan jiwa. Walaupun setiap manusia memang lemah dihadapan Tuhan nya.

Hidup selalu dapat dilihat dari berbagai sisi.
Bandingkan penantian akan harapan yang belum terwujud selama 17 bulan dengan perjalanan hidup penuh rahmat, rezeki yang tak pernah kurang, dan kasih sayang Allah selama 26 tahun ..

Thursday, April 05, 2007

Mempertahankan Rasa

Dalam hidup ini, segala sesuatu itu lebih mudah diraih daripada dipertahankan. Mendapatkan seorang teman itu mudah, yang sulit adalah mempertahankan pertemanan itu sendiri. Meraih prestasi peringkat pertama di kelas itu mudah, yang sulit adalah meraih prestasi yang sama pada periode berikutnya. Berjuang mencapai satu titik puncak kekuasaan itu mudah, yang lebih sulit dari itu adalah mempertahankannya. Begitu juga dengan cinta. Jatuh cinta itu mudah, yang sulit adalah bagaimana mempertahankan rasa itu.

Di awal, ketika cinta itu masih terasa begitu segar, begitu menggelora, ingin rasanya mengekspresikan seluruh perasaan yang menggebu-gebu itu. Bagaimanapun caranya. Bahkan termasuk cara yang tidak halal sekalipun. Katanya, cinta itu bisa bikin orang jadi gila. Atas nama cinta itulah, seorang gadis belia usia SMA rela berkostum ala primadona ditengah panas terik dan mempermalukan dirinya dihadapan seluruh teman – teman sekolahnya demi menyatakan cinta nya. Atas nama cinta itulah romeo dan juliet rela meregang nyawa, demi perwujudan cinta mereka di kehidupan selanjutnya. Dan atas nama cinta itulah banyak orang melakukan hal yang diluar logika orang pada umumnya.

Tapi apa yang terjadi setelahnya? Setelah cinta itu didapatkan, setelah ”pejuang cinta” itu meraih apa yang diperjuangkannya, setelah akhirnya takdir membawa dua orang yang saling mencinta untuk hidup bersama. Ternyata merawatnya jauh lebih sulit daripada mempertahankannya.

Betapa banyak pasangan yang telah mengarungi perjalanan cinta mereka selama bertahun – tahun, perjalanan yang diawali dengan kesemerbakan bunga-bunga cinta, lalu kemudian ditengah perjalanan mereka kelelahan kemudian akhirnya menyerah dan mengakhiri perjalanannya. Betapa banyak pasangan yang telah melalui banyak pengorbanan untuk mendapatkan cintanya, menjalani masa pacaran selama bertahun – tahun, lalu kemudian setelah menikah dan hidup bersama, akhirnya mengalami suatu masa dimana rasa itu menguap begitu saja, bahkan mereka tidak ingat lagi mengapa mereka pernah saling mencinta.

Pada akhirnya kita harus mengakui, bahwa mempertahankan jauh lebih sulit daripada menghadirkan rasa cinta.

Tulisan ini tidak lebih dari sebuah pengingat untuk saya pribadi. Berusaha merefleksi perjalanan cinta yang telah dijalani selama hampir 1,5 tahun ini. Seperti yang pernah ditulis oleh seorang teteh disini, mungkinkah madu itu terasa sepanjang musim?

To my beloved husband, semoga kita tidak akan pernah lelah ...

Monday, April 02, 2007

pengingat

Rabb kita mengutus angin hingga menggoyang pucuk-pucuk dahan
Lalu menimbulkan suara yang menyenangkan di telinga manusia
Seperti irama bait-bait syair

Wahai telinga, janganlah engkau tukarkan itu
dengan kenikmatan suara tali busur dan gitar
Wahai telinga yang menginginkan kenikmatan
janganlah engkau mendengarkan sesuatu yang tdk berguna lagi berdosa

Wahai hati yang menginginkan keridhaan Allah
dan senang akan keridhaan-Nya
Janganlah terjerumus ke dalam dosa

Wahai mata yang ingin melihat surga
Janganlah engkau memandang sesuatu yang haram


~diambil dari buku: Jagalah Allah~

Hikmah

berusaha melihat hikmah dibalik segala sesuatu
berusaha berpikir positif dalam setiap keadaan
berusaha memelihara prasangka baik dan optimisme

bahwa sakit adalah cara Allah mengingatkan akan nikmat kesehatan
cara Allah menyediakan ladang amal bagi pengguguran dosa
jalan untuk melatih kesabaran

bahwa terpisahnya jarak adalah awal dari sebuah pertemuan yang baru
cara Allah untuk menguatkan ikatan antara dua hati
jalan untuk menghargai kebersamaan dua individu yang terpisah

bahwa setiap ujian adalah awal dari sebuah keteguhan hati
cara Allah melatih keistiqomahan
jalan untuk menjadi sosok individu yang lebih baik

Ya Allah, tautkanlah hati ini pada keimanan kepada-Mu