Daisypath Anniversary tickers

Monday, February 26, 2007

Mari Menimbang Diri

Tulisan di bawah ini dicopy dari blog lain. Sebagai pengingat untuk saya, dan semoga untuk para pembaca yang berkunjung ke sini.
------------------------------------------------------------------
Mari Menimbang Diri
Heningkanlah waktu sejenak untuk sekedar mereview lintasan peristiwa hari ini semenjak menapakkan kaki dari atas tempat tidur sampai sebelum kembali merebahkan diri. Kemudian hadirkan lintasan itu dalam bayangan yang teramat jelas, sehingga kita seperti memutar ulang rekaman kejadian selama seharian penuh. Dari detik pertama hingga setiap putaran waktu yang berlalu, dari kedipan mata pertama setelah bangun tidur sampai kembali mata ini terpejam kembali, dan dari setiap helaan nafas yang terus berhembus tak hentinya, juga dari hitungan awal langkah, gerak raga, dan lontaran kata hingga sebelum habisnya malam.

Kemudian hitunglah satu persatu perbuatan baik sepanjang hari ini, dimulai dari langkah untuk membasuh muka di sepertiga malam, dan menundukrukuk di hamparan sajadah, mungkin ada butiran-butiran air bening mengalir membasahi pipi, bahkan hingga menjelang fajar pun masih tergenang sisa-sisa air itu di kelopak mata. Lalu kita lanjutkan langkah ini keluar rumah untuk mencari rezeki, mencari ilmu, menyusur jalanan seharian. Berapa banyak dzikir terbilang dari mulut kita sepanjang jalan, berapa banyak permohonan ampunan kita bersama tangan-tangan tertadah. Ketika terdengar panggilan-panggilan-Nya, bukan cuma seberapa banyak atau lamanya merapatkan kening ini, melainkan juga kesungguhan untuk melepaskan semua kepentingan untuk berserah diri kepada Rabb sebagai sebuah kepentingan yang utama, melainkan seberapa besar khidmat ini dalam kekhusu'an menjadikan diri sebagai abdi-Nya dengan menanggalkan segala urusan yang tak jarang membiaskan makna ketuhanan kita.

Hadirkan pula wajah-wajah orang yang kita santuni hari ini dengan infaq, shodaqoh yang sengaja kita sisihkan untuk mereka. Mungkin juga langkah-langkah kebaikan yang kita tempuh, gerakan-gerakan tangan yang melakukan berbagai kebajikan, atau sekedar isyarat-isyarat kecil dari seluruh anggota tubuh ini yang melambangkan penghambaan kepada Rabb yang esa. Ingatlah kembali setiap rangkaian do'a yang tersusun rapih di setiap waktu, bersamaan dengan itu, untaian kata hikmah dan nasihat

kebenaran tak luput dari ingatan kita. Sehingga semua amal shaleh sekecil apapun mampu kita putarulang untuk kemudian kita menjadikannya sebagai persembahan yang menurut kita berharga di hadapan-Nya, sebagai perbekalan yang kita anggap sudah mencukupi untuk perjalanan negeri akhirat.

Adakah yang terlewat dalam putaran rekaman peristiwa itu? Atau adakah yang terlupa dalam lintasan-lintasan kejadian kehidupan ini? Jelas dan tentu saja ada dan bahkan seringkali kita melupakan atau dengan sengaja menghapusnya. Bagaimana dengan perbuatan-perbuatan buruk yang tidak kita sadari menyertai setiap lintasan kebaikan itu? Maka kemudian, untuk mengetahuinya, ambillah kembali rekaman itu dan putarlah kembali dari awal. Semenjak mata terbuka hingga kembali terpejam, sejak langkah awal hingga kembali keatas pembaringan, semuanya, selama nafas terus berhembus, dalam setiap kedipan mata dan semua kata yang terucap.

Kalaupun sudah banyak jumlah rakaat yang kita lakukan, sudahkah terus semakin kita perbaiki kualitasnya. Jika pun sudah sekian banyak shodaqoh terhulur dari tangan ini, sudahkah kita melakukannya diatas bingkai keikhlasan serta berkesinambungan. Andainya pun sudah membludaknya genangan airmata karena rasa takutnya akan adzab Allah, sudahkah kita mengikutinya dengan kesungguhan menjauhkan diri dari segala yang menimbulkan murka-Nya. Semestinyalah kita menyadari bahwa goretan-goretan hitam dalam lembaran kehidupan ini akan mengurangi nilai perbuatan baik kita. Seharusnya semakin kita sadari bahwa lintasan kelam yang menyertai ukiran indah amal shaleh kita akan memberatkan timbangan kita ke arah seberang kebajikan.

Maka teruslah memperbanyak sekaligus meningkatkan kualitas ibadah kita karena kita tak pernah tahu ibadah mana yang diterima Allah. Perbanyaklah lafaz dzikir kita karena kita juga tak bisa memastikan berapa banyak dzikir kita yang sampai kepada-Nya karena terlalu seringnya kita menyebut nama Allah dari bibir yang sebenarnya tidak sungguh-sungguh mengucapkannya, dari hati yang tidak juga bergetar saat menyebutnya.

Perbanyak jugalah infaq shodaqoh kita, karena kitapun tak pernah bisa menilai uluran tangan kita yang mana yang bisa menghantarkan kita kepada pintu surga-Nya. Utamakanlah hikmah dan kebaikan yang keluar dari mulut kita dengan mengurangi kemungkinan kata-kata cela, fitnah, juga hati yang penuh dengki, iri dan dari rasa yang tak pernah puas diri, syukur, tawadhu' dan qonaah, karena kita pun tak kan bisa menerka sikap diri yang manakah yang akan menyelamatkan kita dari api neraka Allah.

choice

If I could choose, I choose not to be disappointed again this time....
But life is not always a choice. Sometimes we just have to live with the choice that Allah has chosen for us. The only choice that will always be ours for the rest of our life is the choice to belive that Allah knows what's best for us.

Thursday, February 01, 2007

does beauty really matters?

”Kalau bisa cantik dan sholehah, kenapa ngga? Kenapa harus milih?”

”Trus kalau dua kriteria itu ga sejalan gimana? Kalau ada yang cantik tapi keimanannya biasa-biasa aja, dan ada yang lebih sholehah tapi kecantikannya sama seperti orang pada umumnya gimana?”
"Yah pilih yang cantik aja kali .. he..he.."

Percakapan siang tadi masih terngiang di kepala perempuan itu.

Does beauty really matters? Memang, godaan terbesar untuk seorang laki – laki diantaranya adalah wanita, tapi apa kecantikan itu begitu pentingnya untuk seorang laki-laki?

Bukankah ketika dua individu hidup bersama, kecantikan bukan lagi satu faktor yang utama? Bukankah sesuatu yang istimewa akan menjadi biasa jika kita menemuinya setiap hari? Termasuk kecantikan seseorang. Akhlaq, sikap, pola berpikir dan karakter akan lebih terlihat ketika bertemu setiap hari selama hampir 24 jam. Kecantikan yang luar biasa pun pada akhirnya tidak berarti jika tidak diimbangi dengan akhlaq yang baik.

Tapi tetap saja, banyak laki-laki, bahkan laki-laki dengan pemahaman keislaman di atas rata-rata pun, seringkali menempatkan kriteria cantik sebagai sesatu yang utama dalam mengukur keunggulan seorang wanita. Kembali terpikir oleh wanita itu, does beauty really matters?

”Aa, neng cantik ga sih?”

Entah darimana, pertanyaan itu tiba-tiba terlontar begitu saja dari mulut perempuan itu. Suaminya terdiam untuk beberapa saat.

”Neng, do I have to answer that question? Neng kan istri Aa. Buat Aa, neng perempuan yang paling cantik. ”

”Yah kalo gitu, jawab yang objektif dong A. Jadi jawab pertanyaan itu dengan jawaban orang biasa. Laki – laki biasa. Bukan jawaban suami untuk istrinya. Dulu waktu sebelum nikah, menurut Aa, neng cantik ga ?”

”Aa ga inget sayang. Baik dulu maupun sekarang, cantik ato ngga buat Aa ga terlalu penting. Dulu sebelom nikah, Aa ga mikirin, calon istri Aa teh cantik ato ngga. Jadi Aa ga sempet merhatiin, neng cantik ato ngga yah. Lagian kan sibuk Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah-red) ..he.. he..”

”Sekarang pas udah nikah, itu tetep ga penting juga. Aa sayang sama neng, neng istri Aa, jadi gimana pun juga buat Aa, neng itu tetep yang paling cantik. Asal ga lusuh-lusuh amat, trus celana yang lutut nya udah bolong tea jangan dipake lagi .. he..he.. itu juga udah cukup. Ayang udah keliatan cantik buat Aa.”

Sekelumit syukur menyelinap di hati wanita itu. Sambil mengencangkan lingkaran tangan di pinggang suaminya, hati nya berbisik, ”Alhmadulillah Ya Allah, Kau telah anugrahkan lelaki terbaik untuk ku. Semoga Engkau memelihara kami dalam kebaikan, menyatukan hati – hati kami dalam keta’atan dan kecintaan kepada-Mu. Dan mempertemukan kami kelak di surga-Mu..”

trying to figure out

trying to figure out what to do ...
trying to figure out what to decide ...
trying to figure out all the good side of every thing ...
trying to figure out how to react ...

life is a long lasting mystery
life is a long lasting learning process
hope I will always have the strength to go through it all ...