Daisypath Anniversary tickers

Tuesday, November 22, 2005

Mencintai Itu Keputusan

Ditulis Oleh : Anis Matta
Lelaki tua menjelang 80-an itu menatap istrinya. Lekat-lekat. Nanar. Gadis itu masih terlalu belia. Baru saja mekar. Ini bukan persekutuan yang mudah. Tapi ia sudah memutuskan untuk mencintainya. Sebentar. kemudian ia pun berkata, "Kamu kaget melihat semua ubanku? Percayalah! Hanya kebaikan yang kamu temui di sini". Itulah kalimat pertama Utsman bin Affan ketika menyambut istri terakhirnya dari Syam, Naila. Selanjutnya adalah bukti.

Sebab cinta adalah kata lain dari memberi. sebab memberi adalah pekerjaan. sebab pekerjaan cinta dalam siklus memperhatikan, menumbuhkan, merawat dan melindungi itu berat. Sebab pekerjaan berat itu harus ditunaikan dalam waktu lama. Sebab pekerjaan berat dalam waktu lama begitu hanya mungkin dilakukan oleh mereka yang memiliki kepribadian kuat dan tangguh.maka setiap orang hendaklah berhati-hati saat ia mengatakan, "Aku mencintaimu".Kepada siapa pun! Sebab itu adalah keputusan besar. Ada taruhan kepribadian di situ.

Aku mencintaimu, adalah ungkapan lain dari Aku ingin memberimu sesuatu. Yang terakhir ini juga adalah ungkapan lain dari, "Aku akan memperhatikan dirimu dan semua situasimu untuk
mengetahui apa yang kamu butuhkan untuk tumbuh menjadi lebih baik dan bahagia..." "aku akan bekerja keras untuk memfasilitasi dirimu agar bisa tumbuh semaksimal mungkin..." "aku akan merawat dengan segenap kasih sayangku proses pertumbuhan dirimu melalui kebajikan harian yang akan kulakukan padamu ..." "aku juga akan melindungi dirimu dari segala sesuatu yang dapat merusak dirimu...."

Dan proses pertumbuhan itu taruhannya adalah kepercayaan orang yang kita cintai terhadap integritas kepribadian kita. Sekali kamu mengatakan kepada seseorang, "Aku mencintaimu", kamu harus membuktikan ucapan itu.Itu deklarasi jiwa bukan saja tentang rasa suka dan ketertarikan, Tapi terutama tentang kesiapan dan kemampuan memberi, kesiapan dan kemampuan berkorban, kesiapan dan kemampuan pekerjaan-pekerjaan cinta: memperhatikan, menumbuhkan, merawat dan melindungi. Sekali deklarasi cinta tidak terbukti, kepercayaan hilang lenyap. Tidak ada cinta tanpa kepercayaan. Begitulah bersama waktu suami atau istri kehilangan kepercayaan kepada pasangannya. Atau anak kehilangan kepercayaan kepada orang tuanya. Atau sahabat kehilangan kepercayaan kepada kawannya. Atau rakyat kehilangan kepercayaan kepada pemimpinnya. Semua dalam satu situasi: cinta yang tidak terbukti.

Ini yang menjelaskan mengapa cinta yang terasa begitu panas membara di awal hubungan lantas jadi redup dan padam pada tahun kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya. Dan tiba-tiba saja perkawinan bubar, persahabatan berakhir, keluarga berantakan, atau pemimpin jatuh karena tidak dipercaya rakyatnya.

Jalan hidup kita biasanya tidak linear. Tidak juga seterusnya pendakian. Atau penurunan. Karena itu, konteks di mana pekerjaan-pekerjaan cinta dilakukan tidak selalu kondusif secara emosional. Tapi di situlah tantangannya: membuktikan ketulusan di tengah situasi-situasi yang sulit. Di situ konsistensi teruji.

Di situ juga integritas terbukti. Sebab mereka yang bisa mengejawantahkan cinta di tengah situasi yang sulit, jauh lebih bisa membuktikannya dalam waktu yang longgar. Mereka yang dicintai dengan cara begitu, biasanya mengatakan bahwa hati dan jiwanya penuh seluruh. Bahagia sebahagia-bahagianya. Puas sepuas-puasnya. Sampai tak ada tempat bagi yang lain.
Bahkan setelah sang pencinta mati.
Begitulah Naila. Utsman telah memenuhi seluruh jiwanya dengan cinta. Maka ia memutuskan untuk tidak menikah lagi setelah suaminya terbunuh. Ia bahkan merusak wajahnya untuk menolak semua pelamarnya. Tak ada yang dapat mencintai sehebat lelaki tua itu.
For someone special : semoga kita terus diberi kesabaran untuk belajar mencintai.

Thursday, November 17, 2005

Just Tell Them That You Love Them

There are times, when you need to let the people around you to know how much you care for them. Although it's not easy, expressing your feeling will make them feel loved and feel more precious to you.

Just tell them that you love them, that you'll be there whenever they need you, and that they're always be a part of your heartbeat. Tell them that your life won't be complete without them. That you are what you are now, because of them.

And there's one thing that you should also keep in mind, words are not enough. It'll never be enough. No matter how often you tell your friends how much you love them, they can never feel it if you don't show it. If you don't express it, and if you don't proof it. To make our friends stay close, we need to open up our hart, open up our mind, open up our ears, and also open up our arms.

Don't let your friends slip away cause they feel that you weren't there for them anymore. Don't let them walk away cause they feel that they'll be better of without you. You'll never forgive yourself if you do. Regrets are always come late.

Monday, November 14, 2005

Sebelum Mengambil Keputusan Besar Itu

Sulit dijelaskan memang, bagaimana 2 halaman data pribadi dan potongan - potongan informasi tentang seseorang bisa membuat saya merasa begitu mantap mengambil keputusan untuk menikah. Dan saya juga tidak punya jawaban atas pertanyaan apa yang membuat saya berani mengambil keputusan untuk menikah dengan seseorang yang wajahnya bahkan namanya pun tidak pernah terekam dalam ingatan saya.

Menikah dalam waktu hanya berselang 35 hari dari pertemuan pertama memang merupakan sesuatu yang tidak mudah dimengerti oleh orang pada umumnya. Dan bohong besar kalau saya bilang bahwa tidak pernah ada rasa takut atau ragu - ragu. Perasaan takut atau ragu - ragu rasanya sesuatu yang sangat manusiawi. Tapi ketika kita berusaha mengikhlaskan segala sesuatunya hanya dalam rangka keta'atan kepada Allah maka jalan terbaik itu pasti akan dibukakan oleh Allah.

Di awal, banyak hal yang menjadi pertanyaan besar sebelum saya memutuskan untuk menikah. Mulai dari latar belakang keluarga saya dan keluarga calon suami yang berbeda yang bisa mempersulit proses adaptasi, kemudian masalah penghasilan, sampai kepada kriteria fisik yang ideal. Dan menurut saya itu pertanyaan atau keragu - raguan yang wajar dan manusiawi, bukan sebuah aib. Tapi pada akhirnya semua pertanyaan itu menjadi tidak penting ketika kita berpegang pada prinsip yang substansial. Semua menjadi tidak penting ketika kita meyakini bahwa ketika kita menikahi seseorang karena keridhoan kita terhadap akhlaq dan agamanya, maka hadiah terbaik dari Allah adalah kelapangan, ketenangan dan balasan surga. Dan akhirnya ... keputusan besar itu pun diambil.

Teruntuk semua orang yang masih bersabar menunggu, yakinlah bahwa bersabar itu tidak akah pernah lama. Dan buah kesabaran dari penantian sampai akhirnya Allah mempertemukan kita dengan seseorang yang terbaik untuk kita, itu adalah buah kesabaran yang nilainya jauh lebih baik dari jerih payah kita dalam bersabar itu sendiri.

Terlalu dini untuk mengatakan bahwa pernikahan saya akan selalu bahagia, karena usianya baru 2 hari saja, tapi ada kebahagiaan tersendiri ketika mendengar suami berkata "you may not be the perfect one of all, but I belive that you are the best one for me". Dan kalimat seperti itu hanya akan keluar dari pasangan hidup yang memahami bahwa jalan apapun yang Allah bukakan, selama kita mengikhlaskan niat, maka yang terbaiklah yang Allah beri.

Thursday, November 10, 2005

Insya Allah Menikah

Assalamu’alaikum wr wb

Segala Puji bagi Allah yang telah menciptakan mahluk nya dalam keadaan berpasang – pasangan. Dengan mengharap ridho dan rahmat Allah SWT, izinkan kami :

Selvi Amriani ( MA’98) dan Agus Nugroho (T.Elektro UPI 98)

Mengundang ikhwahfillah untuk menghadiri akad dan syukuran pernikahan kami yang insya Allah akan dilaksanakan pada :

Hari Ahad, 13 November 2005
pukul 09.00 – 14.00
Di Aula Ahmad Yani, Komp. PUSDIKTER (Pusat pendidikan teritorial)
Jl. Raya Gadobangkong Cimahi - Padalarang

Kami mengharap keikhlasan ikhwahfillah untuk turut mendo’akan agar pernikahan ini benar – benar menjadi pernikahan yang barokah. Tidak hanya sekedar bentuk pacaran yang dilegalkan, tapi bernilai jauh lebih dari itu di mata Allah. Pernikahan yang melahirkan keluarga yang sakinah, mawaddah, rahmah, dan benar – benar bermanfaat untuk da’wah. Sebuah keluarga dimana sang suami tidak harus memilih antara kecintaan nya kepada istri dan kecintaannya kepada Allah, karena keduanya selalu sejalan. Sebuah keluarga dimana sang istri tidak harus memilih antara keta’atan nya kepada Allah dan keta’atannya kepada suami, karena keduanya tidak pernah bertentangan.Keluarga yang tidak pernah lepas dari naungan hidayah Allah.