Daisypath Anniversary tickers

Tuesday, December 30, 2008

salah lagi.. salah lagi..

People make mistakes.. begitu katanya..

Setiap orang memang pasti pernah melakukan kesalahan karena tidak ada manusia yang sempurna. Mulai dari kesalahan kecil, sampai kesalahan yang fatal dan berdampak signifikan terhadap kehidupan kita selanjutnya. Baik kesalahan yang hanya dirasakan sendiri akibatnya maupun kesalahan yang dapat merugikan orang banyak.

Bagaimana ketika kita melakukan kesalahan yang sebenarnya sepele, tapi ternyata merugikan orang banyak. Duh ya Allah, rasanya ga enak banget. Ada perasaan bersalah yang luar biasa. Feeling so guilty, and also feeling so silly. Kesalahan yang sebenarnya tidak perlu terjadi kalau kita lebih teliti dan hati - hati dalam mengerjakan sesuatu.

Lantas bagaimana ketika kita melakukan kesalahan yang sepele juga, dan dampaknya pun sebenarnya tidak terlalu dramatis, kesalahan yang mudah diperbaiki dalam waktu singkat, tapi kemudian kesalahan itu menyangkut seseorang dan orang itu memposisikan kita dalam posisi yang benar - benar "bersalah". Seolah - olah kita luar biasa bodohnya, luar biasa cerobohnya, bahkan tegurannya pun kemudian merembet ke hal - hal yang lain.

Dia mulai mengungkit - ungkit kesalahan lama, mulai menyinggung hal - hal yang pribadi, atau bahkan memvonis kita tanpa mendengar penjelasan duduk perkaranya terlebih dahulu. Nah, yang itu juga sama ga enak nya.

Kalau boleh memilih, pastinya kita memilih agar bisa selalu benar dalam kehidupan kita. Benar dalam sikap, benar dalam perkataan, benar dalam pekerjaan, benar dalam mengambil keputusan, pokonya hidup indah, sempurna tanpa cela.

Sayangnya, kita tidak bisa memilih...

Thursday, November 20, 2008

baby blues

Pagi ini saya sempat tertegun sekitar hampir setengah jam, melihat liputan eksklusif di TV One tentang pembunuhan seorang bayi berumur 3 bulan oleh ibu nya sendiri.

Menurut suami dari ibu yang menjadi tersangka pembunuhan tersebut, istrinya mengalami baby blues yang berkepanjangan semenjak kelahiran anak pertama mereka. Istrinya sering cemas karena merasa tidak bisa menjadi ibu yang baik bagi anak nya. Dalam buku hariannya dia menulis betapa cemas nya dia karena tidak bisa membuat susu untuk anaknya dengan baik. Tidak bisa menyusui dengan baik. Tidak bisa membuat anak nya merasa tenang ketika menangis. Dan kesalahan - kesalahan lain yang membuat dia merasa tidak mampu merawat anaknya dengan baik. Kecemasan - kecemasan ini terus terakumulasi sampai akhirnya dia membunuh anaknya sendiri dalam keadaan setengah sadar.

Baby blues normalnya dialami wanita yang baru melahirkan maksimum selama 2 minggu sejak prosesi kelahiran. Gejalanya antara lain, perasaan cemas, mudah terpancing emosi, sering berhalusinasi, dan sedikit menarik diri atau menutupi diri. Menurut psikolog yang diundang dalam acara tersebut, baby blues yang berkepanjangan cenderung mengarah kepada kondisi depresi atau yang sering disebut sebagai syndrom pasca kelahiran.

Banyak faktor yang dapat memicu wanita yang baru melahirkan untuk mengalami baby blues. Pencegahan pertama yang paling efektif adalah dengan berbagi. Berbagi kecemasan yang dialami, berbagi kekhawatiran, berbagi tekanan yang dirasakan, juga berbagi perasaan - perasaan yang dialami. Dan orang - orang terdekat harus peka terhadap gejala - gejala baby blues yang kemungkinan dialami orang di sekitarnya.

Terus terang, dulu saya sering merasa risih kalau ada orang yang baru melahirkan, kemudian yang dia ceritakan tidak jauh dari seputar cerita - cerita anaknya. Bukan merasa iri karena belum dikaruniai anak. Tapi karena menurut saya, beberapa ibu seringkali bersikap berlebihan. Tidak semua orang tentu tertarik dengan ceritanya mengenai menjadi seorang ibu. Saya sempat berfikir, kalau mau berbagi, yah berbagi saja dengan orang yang kira - kira mau dibagi

Tapi ternyata saya salah. Melahirkan adalah suatu fase kehidupan yang memberikan dampak yang luar biasa bagi seorang wanita. Baik dampak fisik maupun psikologis. Baik dampak yang secara pribadi dia alami sendiri maupun dampak yang mempengaruhi kehidupan sosialnya. Dampak ini seringkali memberikan tekanan yang luar biasa pada kondisi kejiwaan seorang ibu. Salah satu cara untuk menguranginya adalah dengan bercerita.

Jadi.. wahai para ibu.. berceritalah tentang suka duka mu.. jika itu bisa meringankan beban dihatimu..

Monday, October 06, 2008

mencoba memahami hati yang luka

Mencoba memahami hati yang luka. Mengapa begitu sulit untuk diobati. Mungkin karena luka yang ditorehkan, begitu mendalam. Hingga sulit sekali disembuhkan. Mungkin karena harga diri pun terlalu tinggi ditempatkan, sehingga kata ma'af begitu sulit diucapkan.

Ada senyum, ada canda, bahkan ada tawa, namun sebenarnya dibalik itu semua, ada luka dan ada tangis. Satu sama lain terlihat begitu akrab, walau kenyataannya ada jurang pemisah antara hati - hati yang masih terluka.

Namun hari itu, semua luluh dalam simpuh. Rasa sakit perlahan terobati dalam simpul tangan yang berjabat. Jurang hati perlahan diruntuhkan oleh dua tubuh yang berpelukan erat. Hati yang terluka perlahan sembuh dengan sebuah bisikan kata ma'af.

Karena sesungguhnya, mema'afkan adalah sebuah perwujudan kebutuhan untuk dima'afkan.

Sunday, October 05, 2008

Kencan Pertama -- Laskar Pelangi

Seumur - umur nikah, baru pertama kali diajak suami nge-date nonton ke bioskop. Film yang dipilih adalah film yang lagi diincar banyak orang: Laskar Pelangi. Subhanallah.. bioskop penuh sekali dengan antrian orang - orang yang mau nonton Laskar Pelangi. Penonton didominasi oleh keluarga lengkap dengan anak - anak nya yang minimal duduk di bangku SD. Pesen tiket jam 1 siang, baru dapat untuk jadwal pemutaran jam 5 sore, subhanallah.. puter - puter ga jelas sambil nungguin jam 5 sore. Tapi, ternyata film nya bener - bener ga mengecewakan. Ga sia - sia nunggu sampai hampir 4 jam.

Film yang benar - benar memberikan inspirasi, motivasi dan semangat untuk yang menontonnya. Berhubung saya belum tamat baca bukunya, jadi tidak banyak yang bisa saya ceritakan mengenai perbandingan antara film dan bukunya. Walaupun memang, bisa dipastikan bahwa banyak hal di buku yang tidak bisa sepenuhnya dipresentasikan dalam film.

Film yang bercerita mengenai 10 orang anak pinggiran, yang dididik untuk berani bermimpi dan berani berjuang mewujudkan mimpi itu sendiri. Film ini akan membawa para penontonnya dari mulai tersenyum, termenung, tertawa, bahkan menangis. Cuplikan adegan yang menurut saya paling mengharukan adalah ketika Lintang harus mengundurkan diri dari sekolah. Seorang anak yang rela menempuh puluhan kilometer, melalui sekian banyak halang rintang dalam perjalanannya menuju sekolah,namun tetap tiba di sekolah paling pagi di hari pertama nya. Anak yang punya sejuta potensi namun harus dihadapkan kepada kondisi hidup yang sangat sulit.

Persis seperti yang dituliskan oleh Andi F. Noya dalam cover buku Laskar Pelangi, bahwa kisah anak - anak laskar pelangi akan membuat kita merasa berdosa jika kita tidak mensyukuri hidup. Untuk yang belum pernah menonton, film ini menurut saya wajib ditoton. Film yang memberikan kesan yang sangat mendalam.

Sunday, September 14, 2008

gara - gara ditimpuk teh marin

Gara - gara ditimpuk teh marin, jadi musti nulis tentang "mencari sahabat lama" jadi aja keingetan lagi tentang sahabat - sahabat lama. Teringat masa - masa indah dulu. Bersama sahabat - sahabat tercinta. Tapi kenangan indah terkadang hadirkan duka dan kesedihan.

Nothing lasts forever, not even a friendship. Buat saya, setiap sahabat itu punya ruang tersendiri dalam hati saya. Dan ketika mereka pergi, ruangan itu tertutup rapat. Tidak ada yang bisa mengisinya kembali. Kalaupun ada sahabat - sahabat baru, maka mereka akan menempati ruang yang baru. Sedangakan ruang yang lama, semoga kelak sang penghuni datang dan mengisinya kembali.

Mengenang pertemanan atau persahabatan yang pernah terjalin, tidak selalu indah. Karena ada persahabatan yang tidak "khusnul khatimah". Tidak diakhiri dengan akhir yang baik. Kalau kita berpisah dengan sahabat karena memang terpisahkan oleh ruang dan jarak, mungkin itu satuhal yang tidak bisa dihindarkan. Tapi kalau terpisah dari seorang sahabat, karena kita masing - masing memilih untuk menempuh jalan hidup sendiri, dan karena pilihan itu maka dengan sendirinya kita jadi terpisahkan, itu yang menurut saya terlalu sedih untuk dikenang.

Mungkin bukan suatu hal yang mustahi jika kita bertemu kembali dengan mereka. Tapi kalau boleh jujur, ada perasaan takut untuk bertemu kembali. Terutama takut kecewa karena sahabat tercinta sudah tidak seperti yang dulu lagi. Karena jalan hidup yang dia pilih, membuat kita tidak lagi merasa nyaman berada di dekatnya. Kalau sudah begitu, terus terang.. tidak ada perasaan ingin mencari. Mungkin hanya bisa mendo'akan, semoga dimana pun mereka berada, jalan hidup apapun yang mereka pilih, Allah tetap menyayangi mereka. Dan semoga kelak Allah akan pertemukan kami kembali dalam keadaan yang lebih baik.

Note: teteh.. tulisan tentang mencari sahabat lama nya ntar yaah.. cari wangsit dulu.. kan masih punya waktu 7 x 24 jam..

Tuesday, September 09, 2008

Takdir by Opick feat Melly

Lagu lama dari Opick. Lagu yang selalu membuat saya sedih mendengarnya. Terutama ketika teringat betapa kaki ini sering kali tertatih dalam menjalani segala kehendak Allah. Kehendak yang tidak selalu seiring dengan keinginan kita.

Hidup tidak selalu menyediakan pilihan yang menyenangkan bagi kita dalam menjalaninya. Tapi kita punya keimanan yang akan membimbing kita untuk berserah dan berpasrah dan juga (yang tidak disebutkan dalam lagu itu) untuk selalu berhusnuzhan bahwa Allah tahu yang terbaik untuk kita.

Seperti kata Opick dalam lagu itu, "bahwa air mata tak abadi, akan hilang dan berganti". Hidup selalu menyisakan harapan bagi mereka yang mau berjuang. Dan Allah selalu membukakan pintu kebahagiaan bagi mereka yang mau bersabar.

----------------------------------------------------------------------------------------

Dihempas gelombang
Dilemparkan angin
Berkisah, bersedih, bahagia

Diindah dunia
yang berakhir semu
langkah kaki di dalam rencana-Nya

Semua berjalan dalam kehendak-Nya
nafas hidup, cinta dan segalanya

dan tertatih menjalani
segala kehendak Mu Ya Rabbi
ku berserah, ku berpasrah
hanya pada-Mu Ya Rabbi

Bila mungkin ada luka
Coba tersenyumlah
bila mungkin tawa
Coba bersabarlah

karena air mata tak abadi
akan hilang dan berganti

Bila mungkin hidup
hampa dirasa
mungkinkah hati
merindukan Dia

karena hanya dengan-Nya hati tenang
dama jiwa dan raga

Wednesday, September 03, 2008

marah...

Pernah ngga mengalami dipermalukan di depan orang banyak, dituduh sebagai orang yang bersalah, padahal sebenernya kita ga salah. Udah gitu, setelah terbukti bahwa kita ga salah, ehhh yang nuduh ga pake basa - basi apalagi minta ma'af. Lurus aja kayak ga ada apa - apa. Aaaaaaahhhhhhhh.... marrrraaaaah deeehhh...

Monday, August 25, 2008

menulis untuk yang tidak pernah membaca

Setiap kita pasti merasa senang ketika hasil karya kita, sekecil apapun itu, mendapatkan respon atau penghargaan dari orang lain. Di sini, di web ini, saya bisa menuliskan banyak hal, dari mulai kejadian - kejadian sepele, curhat, atau ide - ide yang terlintas dalam kepala. Dan sebuah kebahagiaan tersendiri ketika tulisan saya mendapat tanggapan, atau setidaknya muncul icon - icon di halaman paling bawah yang menunjukan siapa saja yang sudah membaca tulisan ini.

Lain hal nya dengan yang saya alami di kantor ini. Disini, salah satu yang dituntut dari setiap orang juga adalah tulisan. Setiap staf disini harus menuliskan report rutin kegiatan mingguan. Selain itu, saya juga harus menulis report - report lainnya. Dari mulai report pelaksanaan suatu kegiatan, report bulanan, sampai dengan report akhir periode (tahunan).

Tapi sangat sedikit sekali orang yang benar - benar membaca report - report yang telah ditulis. Semua itu terkadang hanya menjadi tumpukan file yang sifatnya tidak lebih dari sekedar formalitas belaka. Walaupun report itu sudah dilengkapi dengan tabel, grafik, data statistik, dan gambar - gambar penunjang, tapi tetap saja, tidak banyak orang yang tertarik untuk membacanya. Pernah saya berpikir, mungkin sekali - kali kita harus bikin report pake gambar kartun, biar lebih eye catching. Kadang - kadang, sama sekali tidak ada motivasi untuk menyusun report yang berkualitas, karena saya berasumsi, memang tidak ada gunanya, toh pada dasarnya tidak banyak orang yang membaca report ini.

Satu hal yang saya rasakan, betapa sedihnya menulis untuk orang - orang yang tidak pernah membaca. Rasanya tidak ada yang menghargai hasil jerih payah kita.

Sunday, August 24, 2008

keabisan stock

Dulu waktu masih pengantin baru, saya dan suami sering iseng - iseng ngobrolin soal nama juga soal panggilan anak kita untuk orang tua nya. Walaupun ga tau kapan punya anak nya.. tapi yah iseng aja ngobrolin yang gituan.

Dari awal suami saya sudah bertekad, kalau punya anak laki - laki, ingin sekali diberi nama Thariq yang artinya bintang yang cahanya menembus. Tapi karena hamil nya kesusul terus sama yang lain, akhirnya banyak juga teman - teman yang sudah duluan memberi nama anak laki - lakinya dengan nama Thariq.

Pernah baca sebuah buku, dan di buku itu menemukan satu kata yang bagus sekali. Wafa artinya kesetiaan terhadap janji. Setelah itu kami sepakat bahwa nanti kalau kami punya anak perempuan, kami akan memberinya nama wafa . Eh ternyata, ada temen yang melahirkan trus anaknya dikasih nama wafa. Setelah itu, guru ngaji saya juga melahirkan dan anaknya diberi nama wafa. Trus sekarang neneng rela sholehah, anak pertamanya namanya wafa juga

Trus soal panggilan anak untuk bapak - ibu nya. Tadinya berpikir, nanti anak - anak kami akan memanggil kami dengan panggilan ummi- abi. Tapi kurang pas, karena kakak saya juga dipanggilnya ummi - abi. Akhirnya suami saya usul agar anak - anak kami memanggil ibunya dengan panggilan bunda. Jadi mereka punya ummi (kakak saya) dan punya bunda juga. Akhirnya kami sepakat kalau punya anak kelak, ingin dipanggil ayah dan bunda. Eh ternyata, lagi - lagi karena belom punya anak dan kesusul lagi, panggilan ayah - bunda sudah ada yang pake duluan. Kakak ipar yang sebenarnya menikahnya setelah saya, anak nya dibiasakan untuk memanggil orang tua nya dengan panggilan ayah dan bunda.

Wah... harus buru - buru punya anak nih... sebelom kehabisan stock nama anak dan stock panggilan untuk orang tua..he..he..he..

Wednesday, August 20, 2008

ayo ke jermaan..

"Yang... DAAD udah dibuka tuh beasiswanya...
Ayo dong coba .. Ayang kan punya potensi, insya Allah bisa...
Lagian di Jerman kan ada teh marin.. jadi ga takut kalo sendirian kaan.. "

Untuk kesekian kalinya disemangati suami buat nerusin sekolah ke luar negri. Ya Allah.. sebenernya pingin sekali. Dari dulu, salah satu cita - cita terpendam yang sepertinya belum terlaksana adalah meneruskan sekolah. Sebenarnya bukan tidak berusaha, kalau bicara soal usaha, sudah 3 kali berusaha, walaupun semuanya tidak terlaksana.

Usaha pertama waktu beberapa bulan sebelum menikah, tapi saya batalkan karena waktu itu rasanya sulit untuk beradaptasi dengan suami kalau baru menikah trus beliau ditinggal pergi. Usaha kedua waktu mendaftar ke SBM, sudah diterima tapi akhirnya saya mengundurkan diri. Karena beasiswanya hanya setengah (partial scholarship) dan setengahnya lagi harus cari sendiri uang nya. Waktu itu masih belum kebayang gimana caranya mengumpulkan uang 20 juta dalam waktu 6 bulan. Usaha ketiga, tadinya berencana nemenin neng rela di Johor. Tapi akhirnya mengundurkan diri juga karena situasi dan kondisi yang kurang mendukung.

Dalam setiap usaha untuk meneruskan sekolah, suami saya yang paling semangat dan ada dibarisan terdepan sebagai pendukung. Jadi seharusnya kalau sudah ada izin dari suami, berarti sudah tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan. Tapi, wallahu'alam sampai hari ini belum terlaksana.

Kadang saya berfikir, apa mungkin sebenarnya halangan untuk meneruskan sekolah itu datang dari dalam diri saya sendiri. Masih terlalu banyak takut nya. Takut belum bisa bertahan sendiri di negri orang. Takut meninggalkan pekerjaan yang sudah lumayan mapan. Takut tidak punya planning yang jelas setelah sekolah. Takut jauh - jauh dari suami (he..he..). Atau takut - takut lainnya.

Yang jelas.. cita - cita itu masih ada. Dan semoga bisa benar - benar terwujud suatu hari nanti.. Insya Allah..

Thursday, August 07, 2008

yang terbaik

“Aduh teh, gimana yaah… dari kemarin – kemarin udah takut banget krn udah telat dua minggu, eh ternyata bener.. positif… gimana yaah… “

Wajah nya merah, tampak sangat jelas kekhawatiran bahkan kesedihan dari raut mukanya. Ekspresi yang sangat tidak biasa yang saya lihat dari perempuan yang mengetahui bahwa dirinya sedang hamil.

Usianya hanya beberapa bulan lebih muda dari saya, tapi dia sudah memiliki dua orang anak. Saya bisa memahami kekhawatirannya. Anak – anaknya masih kecil. Yang nomer dua bahkan beberapa bulan yang lalu sempat divonis gizi buruk oleh dokter karena pertumbuhannya yang kurang normal. Suaminya adalah pekerja di pabrik. Dia dan keluarganya tinggal di rumah kontrakan yang hanya terdiri dari satu kamar dan satu ruangan. Kalau dilihat dari segi ekonomi, mungkin wajar ketika dia merasa belum siap untuk hamil lagi anak ketiga.

Sempat terbersit pertanyaan, kenapa dia… kenapa bukan ribuan wanita lain yang sedang menanti. Kenapa justru orang yang merasa tidak siap untuk hamil kemudian Allah karuniakan janin di rahimnya.

Kita memang tidak bisa memilih ujian apa yang Allah timpakan untuk kita. Sebuah kondisi bisa jadi baik menurut kita tapi belum tentu menurut Allah. Begitu juga sebaliknya, bisa jadi buruk menurut kita, tapi baik menurut Allah.

Keterbatasan kapasitas otak kita seringkali tidak mampu menjangkau kompleksitas scenario kehidupan yang Allah tuliskan untuk kita. Seringkali terbersit pertanyaan dalam hati kita, kenapa begini, kenapa tidak begitu, kenapa seperti ini, kenapa harus saya, kenapa harus begini jalannya, dan pertanyaan – pertanyaan lain yang serupa.

Mau tidak mau jawabannya harus dikembalikan kepada keimanan kita kepada Allah. Keyakinan kita bahwa Allah tahu yang terbaik untuk kita.

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (Q.S 2;216)

Wednesday, August 06, 2008

nostalgia ..

Tulisan ini sebenernya saya tulis sekitar 4 tahun yang lalu kalau ga salah.. Ini diambil dari arsip pribadi jaman baheula. Setelah menulis tulisan sebelumnya, entah kenapa jadi kangen dengan masa - masa kuliah dulu. Terutama kangen dengan temen - temen seperjuangan, kangen dengan nuansa - nuansa da'wah di kampus. Kangen dengan kajian di selasar IF lantai 2 yang pematerinya pasti deh.. teh marin (langganan.. ). Kangen dengan dauroh - dauroh, demo - demo, taujih - taujih, pokonya kangen semua nya... Semoga tulisan ini bisa kembali mengingatkan untuk tidak terjebak dalam nuansa masa lalu dan bisa terus bergerak, berbuat, dimana pun, dalam kondisi apapun.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Dunia kampus memang dunia yang menyenangkan. Tempat dimana kita dibina, dibekali, dan tempat dimana terjadinya proses pembentukan kepribadian, pemahaman serta pola pikir kita. Dunia pertengahan dimana kita mengurangi jiwa kekanak - kanakan kita di masa sekolah dulu dan membentuk kedewasaan pola pikir serta sikap kita. Kita bisa berekspresi sebebas yang kita mau. Kita bisa melenggang dengan semua idealitas yang kita pahami. Kita bahkan boleh salah tanpa ada yang menghakimi. Karena kita sedang "belajar".

Lain hal nya dengan dunia pasca kampus. Dunia diluar batas - batas yang memagari tempat kita belajar. Dunia dimana kita menghadapi realita hidup yang selama ini jarang kita temui karena keasyikan kita bermain - main di dunia maya yang penuh idealita. Disini kita ditanya, "siapa kamu dan siapa saya ?" Disini kita ditanya, apa yang kita bisa. Di dunia yang baru inilah diuji semua pemahaman kita. Melunturkah pemahaman kita ? Menurunkah semangat kita dalam menegakan apa yang kita pahami ? Meleburkah kita dengan lingkungan yang justru bertentangan dengan idealita yang kita pegang selama ini? Semua akan dibuktikan disini.

Akan ada banyak kejutan - kejutan yang kita temui di dunia ini. Saya sendiri merasa terkejut melihat betapa asingnya saya di lingkungan yang baru ini. Betapa anehnya orang melihat jilbab saya yang terurai dan gaya busana saya yang sangat berbeda dengan yang lain. Betapa bingung nya mereka melihat saya yang tidak mau bersentuhan dengan lawan jenis dan menolak tawaran untuk pulang berdua dalam satu kendaraan yang sama. Saya tidak pernah membayangkan bahwa akan ada seorang pria yang berani menepuk bahu saya padahal saya merasa sudah cukup tegas dalam menentukan batas. Dunia baru ini memang menyimpan begitu banyak kejutan.

Mereka - mereka yang telah mempersiapkan diri dengan prima, mungkin akan bertahan dalam keistiqomahannya. Mereka - mereka yang selalu menghadirkan Allah dalam setiap langkah kaki dan pandangan nya, akan selalu berada dalam naungan-Nya. Mereka - mereka yang menghabiskan waktu untuk bernostalgia dan mengenang masa - masa indah semasa di kampus serta berharap agar segala sesuatunya kembali seperti dulu, tentulah akan terlindas oleh berputarnya zaman, dan tertinggal dari barisan kafilah mulia yang selalu berusaha agar hari ini lebih baik dari kemarin walau apapun resikonya. Mereka - mereka yang menyerah pada keadaan, berpasrah pada kelemahan diri, tentulah lambat laun akan melarut dalam kubangan hitam kehinaan.

Semua terserah kepada kita, termasuk kedalam golongan yang mana kah kita ?

Sisi lain yang juga merupakan konsekuensi dari terlepasnya kita dari dunia kampus adalah tuntutan untuk kembali memposisikan diri dalam desain besar da’wah ini. Karena setelah lulus dari kuliah, kita bukan lagi aktivis da’wah kampus dengan segala hak dan kewajibannya. Kita dituntut untuk meninggalkan pos kita yang lama demi membuka ruang bergerak bagi adik – adik kita para generasi baru dan demi mengisi atau menciptakan pos – pos da’wah yang lain.. Mungkin inilah yang cukup sulit dilakukan. Orang bilang, selepasnya dari kampus, para aktivis da’wah rentan terkena post power syndrom. Sebuah kondisi ketika kita dituntut untuk melepaskan dunia yang lama tapi kita belum sepenuhnya menemukan tempat di dunia yang baru.

Saya sendiri tidak bisa menghindarkan rasa kangen untuk kembali “turun ke jalan”, atau untuk kembali memenuhi koridor – koridor di sekitar masjid Salman, tempat dimana dulu orang lebih mudah menemukan saya ketimbang mencari di sekitar kampus. Tapi tetapi harus diakui bahwa tempat – tempat itu harus kita “tinggalkan”, kita harus memberi kesempatan bagi generasi yang baru untuk mengisi pos – pos da’wah yang pernah membuat hidup kita lebih “hidup”. Tempat kita bukan lagi di situ.

Suka atau tidak, kita sekarang dituntut untuk memenuhi pos da’wah yang lain, atau bahkan menciptakan pos da’wah yang baru. Biarkan adik – adik kita turun ke jalan, sementara kita duduk di ruang rapat tempat kita merintis da’wah profesi kita. Biarkan adik – adik kita memenuhi koridor yang penuh kenangan itu, sementara kita berusaha mengajak orang – orang berdasi di sekitar kita untuk memenuhi mesjid. Biarkan adik – adik kita yang berhadapan dengan barikade polisi pengawal patroli, sementara kita berhadapan langsung dengan masyarakat luas, dengan segala macam karakteristik dan permasalahannya. Biarkan adik – adik kita yang mengisi pos – pos da’wah yang pernah kita tempati dulu, sementara kita disini berusaha mengisi kekosongan pos da’wah yang lain.

Da’wah ini masih butuh para profesional yang tidak hanya bekerja mencari uang, tapi juga bekerja mensejahterakan ummat. Da’wah ini masih butuh orang – orang berdasi yang pantang untuk korupsi. Da’wah ini masih butuh para professor – professor yang akan mengantarkan ummat untuk meraih kembali izzah Islam nya. Da’wah ini masih butuh para ekonom yang tidak hanya membuat orang kenyang mendapat makan, tapi juga membuat orang miskin menjadi kenyang.

Masih banyak yang harus kita lakukan. Ucapkan selamat tinggal pada dunia da’wah kampus yang dulu, kalau lah kita harus kembali, bukan kembali untuk mengisi tempat yang sama seperti dulu. Jangan biarkan diri kita terus dibuai oleh kenangan masa lalu. Bergeraklah, memposisikan diri kita dengan peran kita yang baru dalam grand design da’wah ini. Jangan biarkan roda da’wah ini berputar tanpa kita ikut berputar bersamanya.

Saya bukan orang yang sukses di dunia nyata pasca kampus. Mungkin belum. Tapi saya selalu berharap bahwa izzah sebagai seorang muslim itu akan tetap tertanam dalam benak saya. Bahwa janji nahnu du'at qobla kulli syai'i itu akan tetap tertunaikan. Semoga Allah memberikan kemudahan.

antrian yang sama ... sepuluh tahun yang lalu

Sejak hari senin kemarin area di sekitar gedung annex di komplek rektorat ITB cukup ramai dipadati oleh antrian mahasiswa baru. Setahu saya memang pendaftaran mahasiswa baru yang dinyatakan lulus melalui tes SNMPTN memang sudah dimulai.

Teringat kembali antrian yang sama sepuluh tahun yang lalu. Bulan Agustus 1998. Saya masih ingat waktu itu datang sekitar jam 8 pagi dan ternyata antrian sudah sangat panjang di luar gedung GSG ITB. Masih ada perasaan exciting dan setengah tidak percaya karena bisa diterima di ITB. Tapi ada juga perasaan sedikit takut, takut ada persyaratan yang kurang, takut ga bisa dapat temen di lingkungan yang baru, takut di ospek juga ).

Sampai hari ini, saya sangat bersyukur karena pernah mendapatkan kesempatan untuk berdiri di antrian itu. Bukan hanya bersyukur karena bisa belajar di kampus dengan sistem dan fasilitas pendidikan yang relatif cukup baik, tapi juga sangat bersyukur karena bisa menemukan lingkungan yang saya cari setelah sekian lama.

Bersyukur karena menemukan wajah - wajah teduh yang mengajarkan saya apa arti hidup. Membimbing saya dengan penuh keikhlasan menuju cahaya. Membantu saya memahami apa itu cinta, kasih sayang, pengorbanan dan perjuangan. Memberikan bekal bagi saya untuk bisa menilai mana yang baik, mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah.

Untuk teteh - teteh, akang - akang, ukhti, akhi, adik - adik tersayang, dan semua orang yang pernah menjadi bagian dari cerita cinta saya di kampus Ganesha, Semoga Allah membalas semua kebaikan dengan balasan yang berlipat ganda. Semoga Allah selalu mengekalkan ikatan hati kita dalam keimanan kepada-Nya. Semoga kita selalu dipersatukan Allah bersama dengan orang - orang yang berjuang di jalan-Nya. Semoga cerita - cerita dan kenangan yang pernah ada akan selalu menjadi inspirasi untuk bersabar dalam keta'atan kepada-Nya.

Thursday, July 31, 2008

sekolah orang kaya

Dari sekitar 2000 lebih bangku kuliah yang tersedia di ITB, hanya sekitar 30% dari jumlah itu yang dapat diisi melalui test seleksi SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negri). Sisanya akan diisi oleh mereka yang dinyatakan lolos melalui seleksi USM (Ujian Saringan Masuk) ITB. Dari 70% sisa bangku kuliah yang ada di ITB, hampir semuanya akan diisi oleh mereka yang mampu menyumbang di atas 45 juta rupiah. Hanya beberapa bangku saja yang disediakan untuk mereka yang mendaftarkan diri melalui seleksi USM jalur ekonomi.

Katanya ini untuk meningkatkan kualitas ITB. Katanya ini dalam rangka menuju World Class University. Katanya ini dalam rangka meningkatkan daya saing internasional. Katanya ini merupakan program untuk mencerdaskan bangsa.

Kondisi ini tidak hanya ada di ITB. Tapi UI, UNPAD, UGM, dan hampir semua perguruan tinggi yang saya tahu, semua membuka seleksi khususnya sendiri. Seleksi yang menurut saya lebih banyak menguji tentang seberapa banyak uang yang mereka mau dan mampu keluarkan untuk masuk di perguruan tinggi tersebut.

Hari ini ada ratusan anak yang tersenyum bahagia, karena nama mereka terpampang dalam daftar mahasiswa baru ITB. Dan pada saat yang bersamaan ada ribuan anak yang menangis karena harus menyimpan atau bahkan menguburkan dalam - dalam impian mereka untuk kuliah di salah satu insititut terbaik di Asia Tenggara. Bukan karena mereka tidak cukup pintar, tapi kemungkinan besar adalah karena mereka tidak cukup kaya untuk masuk di ITB. Masuk di sekolah orang kaya.

Somebody has to do something about this...

Monday, July 21, 2008

Ayah

Teringat masa kecilku kau peluk dan kau manja
Indahnya saat itu buatku melambung
Disisimu terngiang hangat napas segar harum tubuhmu
Kau tuturkan segala mimpi-mimpi serta harapanmu

Kau inginku menjadi yang terbaik bagimu
Patuhi perintahmu jauhkan godaan
Yang mungkin ku lakukan dalam waktu ku beranjak dewasa
Jangan sampai membuatku terbelenggu jatuh dan terinjak

Tuhan tolonglah sampaikan sejuta sayangku untuknya
Ku terus berjanji tak kan khianati pintanya
Ayah dengarlah betapa sesungguhnya ku mencintaimu
Kan ku buktikan ku mampu penuh maumu

Andaikan detik itu kan bergulir kembali
Ku rindukan suasana basuh jiwaku
Membahagiakan aku yang haus akan kasih dan sayangmu
Tuk wujudkan segala sesuatu yang pernah terlewati

-----------------------------------------------------------------------------------------

Lagu Ada Band - Gita Gutawa. Diambil dari MP nya Ifah.

Mengingatkan akan kerinduan yang sangat dalam. Kerinduan yang sebenarnya sangat menyesakan dada..

Ya Allah.. aku mohon.. sayangilah mereka..

Sunday, July 20, 2008

reverse engineering

Walaupun belum punya anak, tapi saya suka membaca referensi - referensi tentang bagaimana mendidik anak, menanamkan al- qur'an sejak dini, dan info - info lain seputar anak - anak. Selain untuk persiapan , dunia anak - anak memang menarik untuk diulik. Dan hari jum'at kemarin, alhamdulillah dapet kesempatan untuk jalan - jalan melihat - lihat "hasil pendidikan islami" .

Awalnya didin yang posting link untuk masuk ke MP nya Ustz. Yoyoh dari situ nyambung ke web anaknya, trus nyambung lagi ke wordpress Afzalurahman (anak Ust. Mutammimul Ula yang ke 1--> Hafizh Qur'an usia 13 tahun), trus nyambung ke MP adiknya Aaf (Scientia Afifah --> Hafal lebih dari 10 Juz). Dan subhanallah.. bener - bener rekreasi yang menarik.

Melihat, membaca dan menelusuri jalan pikiran anak - anak yang dibesarkan dengan cara yang islami. Memang sedikit - sedikit masih terlihat sifat kekanak - kanakan yang menurut saya sangat wajar. Tapi juga sangat kentara pola berpikir, cara memandang, cara mereka menganalisa suatu masalah, bahkan aktivitas keseharian mereka yang berbeda dengan anak - anak seumurannya.

Kalau dalam dunia penelitian, sebuah produk unggulan bisa dihasilkan melalui dua metoda. Menelusuri teori untuk kemudian menghasilkan produk. Bisa juga dari produk yang sudah ada, diteliti, diuraikan metoda atau teknologi yang digunakan, untuk kemudian menghasilkan produk serupa atau yang lebih unggul dengan menggunakan teknologi yang diteliti tadi. Metoda kedua ini biasanya disebut dengan reverse engineering.

Nah.. menghasilkan "anak unggul" bisa juga kan dengan metoda reverse engineering

Sunday, July 13, 2008

Mengapa 13 Dianggap Angka Sial?

Di seantero dunia terdapat bermacam-macam kepercayaan, mitos, dan legenda, yang tidak terhitung banyaknya. Bagi kaum rasionalis, kepercayaan-kepercayaan orang-orang tua ini seharusnya ikut mati sejalan dengan modernisasi yang merambah seluruh sisi kehidupan manusia. Namun demikiankah yang terjadi? Ternyata tidak.

Di dalam tatanan masyarakat modern, kepercayaan-kepercayaan tahayul ini ternyata tetap eksis dan bahkan berkembang dan merasuk ke dalam banyak segi kehidupan masyarakatnya. Kepercayaan-kepercayaan ini bahkan ikut mewarnai arsitektural kota dan juga gedung-gedung pencakar langit (Triskaidekaphobia/red).

Sebagai contoh kecil, di berbagai gedung tinggi di China, tidak ada yang namanya lantai 13 dan 14. Menurut kepercayaan mereka, kedua angka tersebut tidak membawa hoki.

Di Barat, angka 13 juga dianggap angka sial. Demikian pula di berbagai belahan dunia lainnya. Kalau kita perhatikan nomor-nomor di dalam lift gedung-gedung tinggi dunia, Anda tidak akan jumpai lantai 13. Biasanya, setelah angka 12 maka langsung ‘loncat’ ke angka 14. Atau dari angka 12 maka 12a dulu baru 14. Fenomena ini terdapat di banyak negara dunia, termasuk Indonesia.

Mengapa angka 13 dianggap angka yang membawa kekurang-beruntungan? Sebenarnya, kepecayaan tahayul dan aneka mitos yang ada berasal dari pengetahuan kuno bernama Kabbalah. Kabalah merupakan sebuah ajaran mistis kuno, yang telah dirapalkan oleh Dewan Penyihir tertinggi rezim Fir’aun yang kemudian diteruskan oleh para penyihir, pesulap, peramal, paranormal, dan sebagainya—terlebih oleh kaum Zionis-Yahudi yang kemudian mengangkatnya menjadi satu gerakan politis—dan sekarang ini, ajaran Kabbalah telah menjadi tren baru di kalangan selebritis dunia.

Bangsa Yahudi sejak dahulu merupakan kaum yang secara ketat memelihara Kabbalah. Di Marseilles, Perancis Selatan, bangsa Yahudi ini membukukan ajaran Kabbalah yang sebelumnya hanya diturunkan lewat lisan dan secara sembunyi-sembunyi. Mereka juga dikenal sebagai kaum yang gemar mengutak-atik angka-angka (numerologi), sehingga mereka dikenal pula sebagai sebagai kaum Geometrian.

Menurut mereka, angka 13 merupakan salah satu angka suci yang mengandung berbagai daya magis dan sisi religius, bersama-sama dengan angka 11 dan 666. Sebab itu, dalam berbagai simbol terkait Kabbalisme, mereka selalu menyusupkan unsur angka 13 ke dalamnya. Kartu Tarot misalnya, itu jumlahnya 13. Juga Kartu Remi, jumlahnya 13 (As, 2-9, Jack, Queen, King).

Penyisipan simbol angka 13 terbesar sepanjang sejarah manusia dilakukan kaum ini ke dalam lambang negara Amerika Serikat. The Seal of United States of America yang terdiri dari dua sisi (Burung Elang dan Piramida Illuminati) sarat dengan angka 13. Inilah buktinya:

-13 bintang di atas kepala Elang membentuk Bintang David.

-13 garis di perisai atau tameng burung.

-13 daun zaitun di kaki kanan burung.

-13 butir zaitun yang tersembul di sela-sela daun zaitun.

-13 anak panah.

-13 bulu di ujung anak panah.

-13 huruf yang membentuk kalimat ‘Annuit Coeptis’

-13 huruf yang membentuk kalimat ‘E Pluribus Unum’

-13 lapisan batu yang membentuk piramida.

-13 X 9 titik yang mengitari Bintang David di atas kepala Elang.

Selain menyisipkan angka 13 ke dalam lambang negara, logo-logo perusahaan besar Amerika Serikat juga demikian seperti logo McDonalds, Arbyss, Startrek.Com, Westel, dan sebagainya. Angka 13 bisa dilihat jika logo-logo ini diputar secara vertikal. Demikian pula, markas besar Micosoft disebut sebagai The Double Thirteen atau Double-13, sesuai dengan logo Microsoft yang dibuat menyerupai sebuah jendela (Windows), padahal sesungguhnya itu merupakan angka 1313.

Uniknya, walau angka 13 bertebaran dalam berbagai rupa, bangsa Amerika rupa-rupanya juga menganggap angka 13 sebagai angka yang harus dihindari. Bangunan-bangunan tinggi di Amerika jarang yang menggunakan angka 13 sebagai angka lantainya. Bahkan dalam kandang-kandang kuda pacuan demikian pula adanya, dari kandang bernomor 12, lalu 12a, langsung ke nomor 14. Tidak ada angka 13.

Kaum Kabbalis sangat mengagungkan angka 13, selain tentu saja angka-angka lainnya seperti angka 11 dan 666. Angka ini dipakai dalam berbagai ritual setan mereka. Bahkan simbol Baphomet atau Kepala Kambing Mendez (Mendez Goat) pun dihiasi simbol 13. Itulah sebabnya angka 13 dianggap sebagai angka sial karena menjadi bagian utama dari ritual setan.

Source: www.swaramuslim.com

Thursday, July 03, 2008

ramadhan menjelang

اَللّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَب وَشَعْبَانَ، وَبَلِّغْنَا شَهْرَ رَمَضَانَ، واَعِنَّا عَلَى الصِّيَامِ وَالْقِيَامِ وَحِفْظِ اللِّسَانِ وَغَضِّ الْبَصَرِ، وَلاَ تَجْعَلْ حَظَّنَا مِنْهُ الْجُوعَ وَالْعَطَش

Ya Allah, berkahi kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikan kami ke bulan Ramadhan. Bantulah kami untuk melaksanakan puasa, melakukan shalat malam, menjaga lisan dan memelihara pandangan; dan jangan jadikan puasa kami hanya sekedar lapar dan dahaga.

----------- siap - siap jelang ramadhan.. -----------

Monday, June 30, 2008

5 Bekal Istri Aktivis Da'wah

Diambil dari catetan lama. Tulisan ini ditulis oleh Dra. Anis Byarwati, M.Si di web dakwatuna. Semoga bisa menjadi pengingat, terutama untuk saya sendiri.

--------------------------------------------------------------------

Seorang aktivis dakwah membutuhkan istri yang ‘tidak biasa’. Kenapa? Karena mereka tidak hanya memerlukan istri yang pandai merawat tubuh, pandai memasak, pandai mengurus rumah, pandai mengelola keuangan, trampil dalam hal-hal seputar urusan kerumah-tanggaan dan piawai di tempat tidur. Maaf, tanpa bermaksud mengecilkan, berbagai kepandaian dan ketrampilan itu adalah bekalan ‘standar’ yang memang harus dimiliki oleh seorang istri, tanpa memandang apakah suaminya seorang aktivis atau bukan. Atau dengan kalimat lain, seorang perempuan dikatakan siap untuk menikah dan menjadi seorang istri jika dia memiliki berbagai bekalan yang standar itu. Lalu bagaimana jika sudah jadi istri, tapi tidak punya bekalan itu? Ya, jangan hanya diam, belajar dong. Istilah populernya learning by doing.

Kembali kepada pokok bahasan kita. Menjadi istri aktivis berarti bersedia untuk mempelajari dan memiliki bekalan ‘di atas standar’. Seperti apa? Berikut ini adalah bekalan yang diperlukan oleh istri aktivis atau yang ingin menikah dengan aktivis dakwah:

1. Bekalan Yang Bersifat Pemahaman (fikrah).

Hal penting yang harus dipahami oleh istri seorang aktivis dakwah, bahwa suaminya tak sama dengan ‘model’ suami pada umumnya. Seorang aktivis dakwah adalah orang yang mempersembahkan waktunya, gerak amalnya, getar hatinya, dan seluruh hidupnya demi tegaknya dakwah Islam dalam rangka meraih ridha Allah. Mendampingi seorang aktivis adalah mendampingi seorang prajurit Allah. Tak ada yang dicintai seorang aktivis dakwah melebihi cintanya kepada Allah, Rasul, dan berjihad di jalan-Nya. Jadi, siapkan dan ikhlaskan diri kita untuk menjadi cinta ‘kedua’ bagi suami kita, karena cinta pertamanya adalah untuk dakwah dan jihad!

2. Bekalan Yang Bersifat Ruhiyah.

Berusahalah untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Jadikan hanya Dia tempat bergantung semua harapan. Miliki keyakinan bahwa ada Kehendak, Qadha, dan Qadar Allah yang berlaku dan pasti terjadi, sehingga tak perlu takut atau khawatir melepas suami pergi berdakwah ke manapun. Miliki keyakinan bahwa Dialah Sang Pemilik dan Pemberi Rezeki, yang berkuasa melapangkan dan menyempitkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki. Bekalan ini akan sangat membantu kita untuk bersikap ikhlas dan qana’ah ketika harus menjalani hidup bersahaja tanpa limpahan materi. Dan tetap sadar diri, tak menjadi takabur dan lalai ketika Dia melapangkan rezeki-Nya untuk kita.

3. Bekalan Yang bersifat Ma’nawiyah (mentalitas).

Inilah di antara bekalan berupa sikap mental yang diperlukan untuk menjadi istri seorang aktivis: kuat, tegar, gigih, kokoh, sabar, tidak cengeng, tidak manja (kecuali dalam batasan tertentu) dan mandiri. Teman saya mengistilahkan semua sikap mental ini dengan ungkapan yang singkat: tahan banting!

4. Bekalan Yang bersifat Aqliyah (intelektualitas).

Ternyata, seorang aktivis tidak hanya butuh pendengar setia. Ia butuh istri yang ‘nyambung’ untuk diajak ngobrol, tukar pikiran, musyawarah, atau diskusi tentang kesibukan dan minatnya. Karena itu, banyaklah membaca, rajin mendatangi majelis-majelis ilmu supaya tidak ‘tulalit’!

5. Bekalan Yang Bersifat Jasadiyah (fisik).

Minimal sehat, bugar, dan tidak sakit-sakitan. Jika fisik kita sehat, kita bisa melakukan banyak hal, termasuk mengurusi suami yang sibuk berdakwah. Karena itu, penting bagi kita untuk menjaga kesehatan, membiasakan pola hidup sehat, rajin olah raga dan lain-lain. Selain itu, jangan lupakan masalah merawat wajah dan tubuh. Ingatlah, salah satu ciri istri shalihat adalah ‘menyenangkan ketika dipandang’.

Akhirnya, ada bekalan yang lain yang tak kalah penting. Itulah sikap mudah memaafkan. Bagaimanapun saleh dan takwanya seorang aktivis, tak akan mengubah dia menjadi malaikat yang tak punya kesalahan. Seorang aktivis dakwah tetaplah manusia biasa yang bisa dan mungkin untuk melakukan kesalahan. Bukankah tak ada yang ma’shum di dunia ini selain Baginda Rasulullah?

Thursday, June 26, 2008

rumah Allah

email dari si Bapa:

"selvi, saya mau umroh nih tanggal 11 sampai 23 Juli. Tolong yah, laporan 2007-2008 difinalkan, panduan untuk Riset 2009 juga didraft dulu nanti saya koreksi, tolong.. , trus tolong... , tolong juga... "

Hu..hu...hu..Bos pergi umroh, jadi saya deh ketiban kerjaan segunung.

Tapi bukan itu sih sebenernya yang jadi masalah, yang jadi masalah adalah bliau mau pergi umroh.....aaahh.. mau dooongg.. ikuutt (emang siapa gue, anak bukan, sodara bukan )

Selalu seperti itu, kalau denger cerita - cerita orang pergi umroh atau haji. apalagi kalau yang masih muda - muda tapi udah punya kesempatan untuk mengunjungi rumah Allah.. wah subhanallah.. ngiri...

Kapan yaah.. bisa ke sana...

Someday.. insya Allah

Soon.. I hope.. insya Allah.. amiin..

Sebelum usia 30 .. insya Allah.. amiin...amiin.. (yang ini "amiin" nya musti aga kenceng, berhubung sebentar lagi udah mo kepala 3 )

Wednesday, June 25, 2008

life is a choice

Setelah kurang lebih 4 tahun saya mengenal beliau, untuk pertama kali nya beliau bercerita, mengapa di usia yang ke 41 tahun ini beliau masih hidup menyendiri.

-------------------------------------------------------------------------------------------

Mba ini yah pi, sebenernya udah hampir nikah dari sejak usia 22 tahun. Berarti lebih muda dari waktu upi nikah loh. Dulu mba pernah punya pacar, kami pacaran hampir 4 tahun, dan sudah tunangan hanya tinggal menunggu hari pernikahan saja. Dia sudah sangat dekat dengan keluargaku. Termasuk dekat dengan sepupu ku yang tinggal bersama kami di rumah orang tua ku. Sebenernya dekat nya calon suami ku dengan sepupuku, menurut banyak orang, kelewat dekat. Tapi aku ga pernah curiga pada mereka berdua.

Sampai ketika beberapa minggu sebelum pernikahan ku, sepupuku mengaku bahwa dia sedang hamil. Dan ayah dari bayi yang dikandungnya adalah calon suamiku sendiri. Kami sekeluarga seperti di samber geledek. Ayahku sakit keras karena memikirkan masalah ini, bahkan akhirnya beliau meninggal.

Aku sendiri hampir gila karena kondisi ini. Sakit, sedih, marah, malu, semua bercampur jadi satu. Ibu ku lah yang akhirnya mengingatkan aku. Sampai aku bisa kembali berusaha menata diri sendiri.

Sejak itu, rasanya hidupku jadi berubah total. Aku pernah beberapa kali pacaran, tapi kejadian itu meninggalkan trauma yang sangat dalam buat aku. Selalu ada perasaan takut untuk bisa menerima seorang laki - laki dalam kehidupanku.

Buatku, laki - laki itu seperti lautan. Dari jauh terlihat sangat indah, sangat menyenangkan. Tapi semakin kita dekat, semakin takut kita dibuatnya. Karena semakin dekat semakin terasa gelombangnya. Airnya yang tenang, menandakan ada sesuatu yang sangat dalam yang disembunyikan.

Itu lah mengapa, sampai usiaku yang sudah diatas 40 ini, aku masih lebih suka sendiri. Terkadang aku merasa bahwa aku bisa berdiri sendiri, tanpa laki - laki. Kalau aku melihat atau mendengar suami istri yang kurang akur atau bahkan bercerai, aku merasa bersyukur karena aku tidak punya suami. Walaupun kadang aku juga merasa iri dan sedih akan nasibku sendiri kalau melihat pasangan suami istri yang selalu terlihat mesra.

-------------------------------------------------------------------------------------------

Life is a choice, although I must say that's not the right choice

Thursday, June 19, 2008

upi mah enak...

"Upi mah enak yah.. orang tua nya bisa dibilang cukup berada"

"Upi mah enak yah.. bisa kuliah, di ITB lagi, trus abis kuliah langsung dapet kerja juga"

"Upi mah enak yah.. suami - istri kerja, penghasilannya juga lumayan"

"Upi mah enak yah.. belum punya anak, ga ada beban, masih bisa bulan madu aja berduaan"

Subhanallah, emang bener kata pepatah, rumput tetangga selalu tampak lebih hijau. Banyak komentar teman - teman yang mengatakan bahwa saya adalah orang yang "beruntung". Kalau saja mereka tahu, apa yang harus saya lalui, mungkin mereka juga bisa lebih bersyukur dengan keadaan mereka sendiri.

Setiap orang punya masalahnya sendiri. Tidak ada orang yang hidupnya selalu lebih enak dari orang lain. Karena dia pasti punya kesulitannya sendiri. Begitu juga sebaliknya, tidak ada orang yang hidupnya hanya kesulitan dan kesulitan. Allah tidak akan dzhalim, tidak mungkin seseorang selalu ditimpakan kesulitan tanpa Allah kasih "hiburan" untuk nya.

Tidak perlu selalu melihat ke bawah, karena bisa jadi itu membuat kita menjadi orang yang sombong atau orang yang cepat puas sehingga sulit untuk maju. Tapi selalu melihat ke atas pun akan membuat kita lelah dan sulit untuk bersyukur.

Pake Jilbab Malah Dilarang

Dikirim dari temen.... :D

-----------------------------------------------------------------------------------------------

Ada seorang teman saya, suatu hari terpanggil untuk memakai jilbab. Karena hatinya sudah tetap, dia pun pergilah ke toko muslim untuk membeli jilbab. Setelah membeli beberapa pakaian muslim lengkap bersama jilbab dengan berbagai model (maklum teman saya itu stylish sekali), dia pun pulang ke rumah dengan hati suka cita.

Sesampainya di rumah, dengan bangga dia mengenakan jilbabnya. Ketika dia ke luar dari kamarnya, bapak dan ibunya langsung menjerit. Mereka murka bukan main dan meminta agar anaknya segera melepaskan jilbabnya. Anak itu tentu merasa terpukul sekali...bayangkan : Ayah ibunya sendiri menentangnya untuk mengenakan jilbab.

Si anak mencoba berpegang teguh pada keputusannya akan tetapi ayah ibunya mengancam akan memutuskan hubungan orang-tua dan anak bila ia berkeras. Dia tidak akan diaku anak selamanya bila tetap mau menggunakan jilbab. Anak itu menggerung-gerung sejadi-jadinya. Dia merasa menjadi anak yang malang sekali nasibnya.

Tidak berputus asa, dia meminta guru tempatnya bersekolah untuk berbicara dengan orang tuanya. Apa lacur sang guru pun menolak. Dia mencoba lagi berbicara dengan ustad dekat rumahnya untuk membujuk orang tuanya agar diizinkan memakai jilbab... hasilnya? Nol besar! Sang ustad juga menolak mentah-mentah. Belum pernah rasanya anak ini dirundung duka seperti itu. Dia merasa betul2 sendirian di dunia ini. Tak ada seorangpun yang mau mendukung keputusannya untuk memakai jilbab.

Akhirnya dia memutuskan untuk menggunakan truf terakhir. Dia berkata pada orang tuanya,"Ayah dan ibu yang saya cintai. Saya tetap akan memakai jilbab ini. Kalau tidak diizinkan juga saya akan bunuh diri."

Sejenak suasana menjadi hening. Ketegangan mencapai puncaknya dalam keluarga itu. Akhirnya sambil menghela napas panjang, si ayah berkata sambil menahan amarah,

"Asep!! Naha ari maneh...ari budak awewe mah heug bae.

Maneh teh pan budak lalaki naha make jeung hayang di jilbab sagala?!!"

Tuesday, June 17, 2008

There’s always two side of a story

Seorang ikhwan, katakanlah namanya fulan. Walaupun berasal dari keluarga yang kurang mampu, dia adalah mahasiswa yang cukup berprestasi, tidak hanya itu, dia juga aktif dalam kegiatan da’wah. Dia kemudian menikah dengan seorang akhwat. Akhwat dari kalangan berada, anak seorang pejabat di pemerintahan.

Orang bilang.. “Alhamdulillah.. rezeki itu namanya..”

Kemudian, demi menjaga wibawa dihadapan mertua, fulan pun bekerja keras. Bisnis ini itu, cari proyek sana sini. Makin lama, bisnisnya makin maju. Aktivitasnya pun makin padat. Prioritas kegiatan mulai bergeser. Mulai banyak “izin” dari aktivitas da’wah nya dulu. Sampai akhirnya, kepada komunitasnya ia meminta izin, “Ana mau break dulu sebentar. Ana ingin membangun perekonomian keluarga. Nanti kalau sudah mapan, insya Allah ana bisa aktif kembali.”

Tidak ada yang mempersilahkan, bahkan sebagian besar teman – teman nya melarang. Namun apa daya, perlahan – lahan dia pun mulai menghilang.

Sekarang, dia sudah cukup mapan. Punya rumah di kawasan elit yang ukurannya lumayan. Bahkan kemana – mana sekarang pake sedan.

Sebagian orang bilang “hebat yah.. masih muda sudah mapan”

Sebagian orang yang lain bilang “dia dulu aktivis da’wah, kenapa sekarang jadi begini…sayang…”

----------------------------------------------------------------------------------

Cerita kehidupan selalu memiliki dua sisi. ada sisi yang baik, ada pula sisi yang buruk. Mana yang baik dan mana yang buruk pun tidak selalu baku. Tergantung kepada persepsi dan sudut pandang masing - masing orang.

Bagaimanapun cerita kehidupan saya, semoga Allah memberikan kekuatan, untuk selalu bisa melihat kebaikannya dengan kacamata iman...

Monday, June 16, 2008

Surat Rektor Universiti Malaya

Assalamualaikum dan salam sejahtera

Kepada anakanda Putera dan Puteri, semoga anakanda Putera dan Puteri berada dalam keadaan sihat sepanjang cuti semester ini.

Untuk makluman kepada Putera dan Puteri sekalian, pihak Pentadbiran Universiti Malaya telah berbincang dalam Mesyuarat Pengurusan dan telah menetapkan mulai semester akan datang (Julai 2008) para pelajar tahun 1 tidak dibenarkan untuk membawa kenderaan sama ada kereta ataupun motosikal di kawasan kampus. Manakala bagi pelajar tahun 2 hanya dibenarkan untuk membawa motosikal sahaja (tidak dibenarkan untuk membawa kereta) di kawasan kampus. Bagi pelajar tahun 3 (tahun ini) masih dibenarkan membawa motosikal atau kereta sendiri di kawasan
kampus.

Mulai sesi 2009/2010 nanti, pelajar tahun 1 dan 2 tidak dibenarkan membawa sebarang jenis kenderaan (motosikal dan kereta), manakala pelajar tahun 3 pula hanya dibenarkan membawa motosikal sahaja. Larangan membawa kenderaan oleh pelajar ini dibuat secara berperingkat supaya anakanda dapat menyesuaikan diri kepada keadaan baru.

Pihak Pengurusan Universiti Malaya menetapkan perkara ini adalah bertujuan untuk mengurangkan jumlah kenderaan di Universiti Malaya yang kian meningkat. Ini juga dapat mengurangkan kes kemalangan jalan raya di kawasan kampus. Yang lebih mulia ialah Mahasiswa UM akan bersama - sama dengan masyarakat dunia dalam mengatasi dan mengurangkan masalah pemanasan global melalui pengurangan pembakaran bahan api dari kenderaan. Ini sealiran dengan kehendak Protokol Kyoto dalam menangani isu tersebut.

Lagipun dalam suasana kenaikan harga bahan api yang meningkat secara mendadak ini, kita seharusnya menukar gaya hidup dengan mengurangkan penggunaan kenderaan persendirian dan bertindak dengan menggunakan pengangkutan awam. Oleh itu, Pihak Pengurusan UM akan menyediakan perkhidmatan bas 'shuttle' secara percuma yang akan bergerak diseluruh kawasan kampus.

Sehubungan dengan itu, ayahanda berharap kepada semua Putera dan Puteri agar mengambil nilai positif dari penetapan ini dan tidak menganggap peraturan ini menghalang dari aktiviti harian anakanda Putera dan Puteri dalam menjalani kehidupan di Universiti Malaya.

Sekian, terima kasih.

Prof. Madya Dr. Azarae Hj Idris
Timbalan Naib Canselor
Hal Ehwal Pelajar dan Alumni
Universiti Malaya

------------

My comments:

Bagus juga buat diterapkan di ITB. abisnya ITB sekarang penuh sesak sama mobil - mobil mahasiswa yang parkir baik di lapangan parkir maupun di sekeliling kampus...

Wednesday, June 11, 2008

cemburu

Dulu sebelum menikah, banyak teman - teman yang bercerita betapa mereka merasa cemburu terhadap pacar, atau pasangan mereka masing - masing. Cemburu itu bisa karena sang pasangan bergaul terlalu dekat dengan lawan jenis yang lain. Atau karena sering berduaan walaupun katanya hanya teman. Atau ada juga yang cemburu karena pasangannya sering sekali sms-an atau telfon-an dengan teman wanitanya yang lain.

Saya sempat berpikir, kalau saya menikah, saya ingin menikah dengan seorang pria yang terjaga dan menjaga dirinya dari hal - hal seperti itu. Dengan begitu saya tidak perlu dihinggapi perasaan cemburu. Walaupun sebenarnya saat itu saya belum tahu persis bagaimana rasanya cemburu. Karena belum pernah punya “pasangan” sebelumnya.

Setelah menikah, Alhamdulillah Allah pertemukan saya dengan seorang pria yang insya Allah terjaga. Jangankan berduaan dengan wanita lain, berbicara di depan umum saja jaraknya tidak lebih dekat dari satu meter. Alhamdulillah juga tidak perlu khawatir suami saya akan bergaul terlalu mesra apalagi pake acara tepuk – tepukan atau senggol – senggolan segala dengan wanita lain.

Tapi, terlepas dari itu semua, ternyata rasa cemburu itu tetap ada. Entah dari mana jalannya, tapi rasa itu hadir juga akhirnya. Awalnya saya butuh waktu beberapa lama untuk memahami apa yang saya rasakan. Sampai akhirnya saya sampai pada kesimpulan, mungkin ini yang dinamakan cemburu. Dan sampai saat ini, masih sedang belajar juga bagaimana seharusnya saya mengatasi rasa cemburu itu.

Apa harus disikapi dengan cemberut kah.. atau berdialog kah.. atau tersenyum kah.. saya masih belum tahu. Karena saya sendiri masih sedang belajar.

Yang jelas, saya berusaha mensyukuri hadirnya rasa itu. Walaupun terasa kurang menyenangkan, tapi setidaknya saya bisa bersyukur karena rasa itu menandakan perasaan cinta dan sayang terhadap karunia indah yang Allah berikan.

Sunday, June 08, 2008

blog dan multiply

Sebenernya pertama kali bikin ID di multiply niat nya cuma iseng aja. Waktu itu lagi cari - cari artikel, dan ada satu artikel bagus yang dipasang di multiply seseorang (ga tau siapa..lupa lagi) tapi yang boleh liat cuma yang udah punya ID multiply. Akhirnya bikin lah ID di mp. Walopun ga pernah diisi karena udah punya blog dan cinta mati ama blog yang lama.

Trus setelah melihat pertarungan sengit antara rela, teh marin ama eming di mp, pingin juga akhirnya ikutan nimbrung.. dipake lah ID ini yang sebenernya udah lamaaaa banget. Liatin mp orang, baca - baca artikelnya, trus liat foto - foto yang di upload, iman ini mulai goyah juga. Kayanya mp rame juga yaaah... tapi kan tulisan2 ku semua ada di blog yang lama ..

Ahaaa.. akhirnya ketemulah jawabannya (setelah hampir seharian melototin mp ) Jawabannya adalah tulisan2 yang ada di blog, sebagian di import ke sini. Jadi ga perlu nulis dua kali..

Nah, begitulah ceritanya.. akhirnya.. ada juga suguhan di mp yang sebelumnya kata rela mirip rumah hantu itu..

Alhamdulillah..alhamdulillah

Begitu banyak karunia yang Allah limpahkan untuk kita, kadang kita sendiri justru lupa mensyukurinya. Pikiran, konsentrasi dan keinginan kita seringkali tertuju pada sesuatu yang kita belum punya, atau yang kita mau tapi kita belum dapatkan.

Lebih dari 2,5 tahun menikah dan belum dikaruniai anak, terus terang bukan hal yang mudah. Komentar, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja, dari orang – orang terkadang terasa begitu menyakitkan. Tuntutan, baik yang disampaikan secara halus maupun terang – terangan, terkadang begitu menyesakan dada.

Walaupun begitu, tetap saja sekuat tenaga berusaha untuk banyak – banyak bersyukur. Berusaha mensyukuri nikmat – nikmat Allah yang lain yang, Alhamdulillah, mengalir terus tanpa henti. Mulai dari dukungan yang luar biasa dari orang – orang tercinta, sampai kemudahan – kemudahan yang Allah berikan untuk urusan yang lain.

Belum dikaruniai anak sebenarnya memberikan kesempatan untuk saya belajar dan mengoptimalkan peran di ladang amal yang lain. Karena belum punya anak Alhamdulillah saya bisa:
1. Belajar menjadi istri yang baik. Karena masih diberi kesempatan untuk berdua dengan suami, saling mengenal, berusaha saling memahami dan bersama – sama berusaha tumbuh menjadi individu yang lebih baik.
2. Belajar menjadi menantu yang baik. Menjadi satu – satunya anak yang paling cantik di keluarga mertua sebenarnya juga bukan hal yang mudah. Harus banyak belajar memposisikan diri baik di hadapan mertua maupun di tengah – tengah keluarga besar suami. Belajar menyayangi mertua selayaknya orang tua kita sendiri. Selain itu, Alhamdulillah saya juga menikmati kemanjaan selama satu tahun menjadi satu – satu nya anak perempuan di keluarga mertua (sampai akhirnya hadir menantu baru :D).
3. Belajar menjadi bibi yang baik untuk keponakan – keponakan tercinta. Karena belum punya anak sendiri, Alhamdulillah sering mendapat mandat untuk mengurus ponakan – ponakan. Membantu ummi mengurus teteh salma, sejak pulang dari bidan sampai sekarang udah masuk sekolah. Mengurus si kembar alif-fikri, sejak mereka masih di incubator sampai sekarang udah pada bisa lari – lari. Dan sedikit – sedikit membantu bunda mengurus dede khansa. Semua peranan itu juga memberikan saya banyak kesempatan untuk belajar mempersiapkan diri menjadi ibu suatu hari nanti.
4. Belajar menjadi individu yang lebih baik, sebagai hamba Allah, sebagai kader da’wah dan sebagai part of the society. Mungkin karena belum punya anak, masih punya banyak waktu untuk “mengurusi diri sendiri”. Alhamdulillah masih punya cukup banyak keleluasaan untuk melakukan banyak aktivitas, pergi kesana kemari, belajar banyak hal, dan bertemu banyak orang.

Sekali lagi, memang tidak mudah menjalani semua ini. Para pakar ginekologi mengatakan bahwa usaha dan proses penantian hingga lahir nya seorang anak itu membuat kita menjalani “emotional roller coaster”. Kadang harapan kita membumbung tinggi ketika selesai menjalani sebuah terapi, dan kemudian dihempaskan ke dasar ketika akhirnya harapannya belum terpenuhi.

Buat saya, Alhamdulillah saya berusaha menjaga agar “roller coaster” nya tidak terlalu tinggi. Sehingga ketika harapannya belum terpenuhi, keyakinan kepada takdir Allah dan kasih saying Allah menjaga saya untuk tidak terhempas terlalu jauh ke dasar.

Untuk suami tersayang, ka esa, rela, dan semua sahabat – sahabat tercinta, semoga Allah memberikan balasan yang berlipat ganda atas semua dukungan yang diberikan dalam menjalani proses ini.

Tuesday, June 03, 2008

mendaki


Kita ini sedang mendaki pi..

Memang terasa berat... sulit. Terkadang kita merasa kelelahan...

Tapi suatu saat nanti, ketika kita sudah berada di posisi yang lebih tinggi, kita dapat melihat ke belakang. Menikmati indah nya pemandangan. Menikmati sejuknya udara di ketinggian...

Insya Allah pi.. suatu saat nanti...

Kita hanya perlu bertahan, dan terus berjuang... sampai kita sampai di ketinggian yang kita idam - idamkan..

Monday, June 02, 2008

Cinta Allah

Sebuah untaian do'a terlantun dari seorang teteh tercinta, beliau berdo'a "Semoga Allah mencintai teteh melebihi cinta siapapun di dunia ini"...

Subhanallah.. saya sempat tertegun beberapa saat membaca untaian do'a yang tertulis dimultiply nya. Indah sekali do'a yang terlantun, semoga Allah mencintai kita daripada cinta siapapun di dunia ini.

Pasti kita merasa sangat bahagia, jika kita dilimpahkan cinta dari kedua orang tua kita, saudara - saudara kita. Atau ketika kita dikelilingi cinta dari sahabat - sahabat dekat. Atau ketika kita dimanjakan oleh cinta dari suami/istri kita.

Namun yang lebih membuat kita bahagia, tentulah ketika kita dicinta oleh Allah. Cinta yang perwujudannya aneh tapi menakjubkan. Cinta yang terasa begitu menyentuh dan menguatkan. Cinta yang akan membuat kita merasa cukup. Cinta yang abadi baik di dunia maupun di akhirat.

Tuesday, May 27, 2008

feelings

It's been a long time since I had those feelings. For the last few months, I've been able to manage my feelings. But now.. those feelings are coming again... Those thought begin to cross my mind again..

Sometimes I'm strong, sometimes I'm scared
Sometimes I'm greatfull, sometimes I'm sad
Sometimes I laugh, other times I cry ...
Sometimes I'm tough, other times I think I just can't take it any more ..

Tiang Keluarga

Tulisan ini saya copy dari friendsternya eming. Saya tidak ingat, sudah berapa kali tulisan ini saya baca. Dan setiap membacanya, saya selalu meneteskan air mata. Teringat betapa beratnya tugas dan tanggung jawab seorang istri. Betapa beratnya membangung keluarga yang islami.

Sengaja tulisan ini saya copy di sini, dengan niat untuk berbagi dan semoga memberikan pencerahan bagi yang membacanya.

Ketika menikah, banyak sekali orang yang mendo'akan, "Semoga menjadi keluarga sakinah, mawadah, rahmah dan da'wah". Tapi baru setelah saya menikah, saya menyadari bahwa perwujudan do'a itu membutuhkan pengorbanan dan perjuangan yang sangat panjang.

Semoga Allah memberikan hidayah bagi yang menulis tulisan ini, bagi yang memberikan idenya, dan bagi yang membacanya.

----------------------------------------------------------------------------------
Bismillaahirrahmaanirrahiim

Persoalan kita dalam rumah tangga berbeda dengan persoalan kita ditengah keluarga. Dalam keluarga, kita selalu diberi dan diberi.. Tapi dalam berumah tangga, maka kita yang harus memberi dan memberi.. Ada banyak pesan Rasulullah saw, mengenai wanita yang sholeh,salah satunya adalah wanita tiang negara. Dan itu benar adanya.. Bahwa istri sholehah adalah tiang rumah tangga, tiang keluarga, bahkan tiang negara. Dia yang membuat rumah dalam hati setiap anggota keluarga, rumah bagi setiap anak-anaknya, bahkan tanpa ada dia, tidak akan ada negara yang kuat kokoh dan aman..

Masya Allah.. Rasulullah begitu dalam menjelaskan fungsi dan kedudukan wanita. Bagaimana mungkin kita wanita mengecilkan fungsi itu. Memang suami pemimpin rumah, tapi sesungguhnya dengan kekuatan istri yang sholehah, suami lah yang banyak dipimpin. Dia hanya membuat keputusan, tapi yang menjadi dewan syuranya adalah istri. Jika istri tidak memiliki sesuatu yang bisa diberi, maka suami juga tidak akan menghormati dia, tidak akan meminta pendapat padanya, tidak akan mempercayainya.

Ada seorang teman memiliki suami pemarah. Masya Allah setiap suaminya marah, dia sabar dan tetap terus menasehati dengan kata2 dan sifat yang baik. Dia selalu yakin dia akan bisa menyelesaikan masalah rumah tangganya. Subhanallah.. bahkan orang tuanya tidak tahu bahwa suaminya begitu pemarah, begitu buruk akhlaknya, Dia tutup2i di depan mertua dan orang tua. Sampai sekian lama, ada ujian terhadap mereka, dan sungguh, akhirnya suaminya sangat menghormatinya, selalu meminta pendapat kepadanya, selalu mempercayainya.. Dia menang dalam menjadi tiang suaminya, maka dia menang menjadi tiang rumah tangganya..

Maka dari itu, rumah tangga itu adalah ibadah.. bukan diberi, tapi memberi, terus2n memberi.. maka Allah juga berikan pahala ratusan kali lipat untuk sholat orang yang sudah menikah, Allah juga berikan pahala untuk semua amalan ibadah ratusan kali lipat dari orang yang blm menikah. Karena rumah tangga itu kita harus terus memberi, dan khususnya perempuan, mereka harus menjadi tiang2.. jangan heran bagaimana seorang anak harus 3 kali lebih menghormati ibunya drpd bapaknya.. karena menjadi ibu itu tidak mudah, krn menjadi ibu itu butuh kekuatan yang mungkin 3 kali dari pada menjadi bapak.

Kita sebagai wanita harus bangun. suami harus diingatkan, dipimpin, dikuatkan, diluruskan, diayomi.. Hasil dari rumah tangga itu adalah hasil kerja bertahun2 merajut semuanya.. kita tidak akan pernah bahagia dalam rumah tangga, kalau kita hanya ingin merasakan hasil, bukan menikmati perjuangannya..untuk membangunnya, untuk menegakkannya.. Seperti dakwah yang kita rasakan bahagia, karena kita yakin pahala dari Allah walaupun mungkin kita belum atau tidak merasakan kejayaan islam sekarang. Dalam rumah tangga kita terus harus berjuang, dan menikmatinya, dan bahagia dengan perjuangan itu, bukan terus2an menjadi orang yang tidak mempunyai fungsi, tidak berdaya, tidak memberi..

Jika dalam keluarga kita, kita merasa nyaman, maka itu adalah hasil kerja keras orangtua kita,sehingga sekarang mungkin kita bisa mengerti bagaimana susahnya agar bisa memberikan hasil yang bisa dinikmati oleh anak2, dinikmati bahkan oleh tetangga.. yang merasakan hasil kerja keras sebuah rumah tangga.. Sekarang saatnya kitalah yang harus membangun itu semua..

Semua masalah rumah tangga itu tidak akan ada artinya ditangan seorang perempuan yang sholehah.. Dia akan selalu mencari jalan keluar, dan insya Allah dia akan selalu mendapatkan jalan keluar. karena Allah sendiri yang sudah menjamin, akan memberikan jalan keluar apalagi dalam masalah rumah tangga.. tapi itu semua tidak dapat diperoleh, kalau kita sendiri bukan orang yang mau berfungsi sebagai tiang penegak dalam rumah tangga.. Jangan kan masalah dengan mertua, masalah yang lebih berat saja insya Allah akan terlalui.

Semoga kita bukan hanya menjadi orang egois yang manja, yang penuntut, yang tidak berprestasi, tidak berfungsi, tidak memberi.. Sesungguhnya segala kekuatan hanya datang dari Allah... Allahu'alam

Wahai Rabb, sungguh kami sangat fakir. Bantu kami tuk membina rumah tangga ini agar bisa menjadi penopang untuk dakwah kami. Amin…

Tuesday, May 06, 2008

uang atau waktu

niat kerja buat cari uang atau cari waktu ??
niat kerja buat dapet uang atau buang waktu luang ??

pertanyaan yang aneh.... gimana jawabnya coba...

Wednesday, April 16, 2008

ikatan hati

Bagaimana bisa kita merindukan seseorang yang entah sudah berapa tahun tidak bertemu. Rindu nasihat - nasihatnya, rindu untaian kata - katanya. Kalau boleh jujur, entah sudah berapa kali bliau membuat saya menangis karena kata - katanya. Bukan menangis karena sakit, tapi menangis karena terharu atau karena sedih menyesali kelalaian diri sendiri.
Bagaimana bisa sekian banyak kata - kata yang terpendam dalam hati, bisa mengalir dihadapan seseorang yang sudah sekian bulan tidak bertemu. Walaupun hanya tercurahkan melalui rangkaian huruf - huruf pada layar monitor. Padahal ada sekian banyak orang di sekeliling saya dan tidak ada satupun yang membuat saya merasa nyaman untuk berbagi beban itu.
Bagaimana bisa merasa dekat dengan seseorang yang mungkin baru pertama kali bertemu, belum pernah berjumpa sebelumnya, tapi alur berpikirnya, cara bicaranya, membuat kita merasa begitu dekat dengan dia.
Mungkin ini yang dinamakan ikatan hati..

menang ...

Sejujurnya seringkali terlintas perasaan pesimis bahwa kemenangan ini akan diraih. Semua perhitungan logika manusia mengatakan bahwa kita akan kalah. Tapi kembali lagi bahwa Allah yang menentukan keputusan akhirnya.

Dan ketika kemenangan itu datang.. beribu pertanyaan yang datang..

Apakah kemenangan ini mampu disikapi dengan baik? Apakah kemenangan ini benar - benar akan mendatangkan beribu kebaikan? Bukan hanya kebaikan bagi segelintir orang yang memperjuangkan kemenangan, tapi juga kebaikan bagi setiap orang yang telah menitipkan harapannya.

Dan pertanyaan yang paling menyesakkan dada adalah.. apakah kita memang benar - benar telah menjadi bagian dari terwujudnya kemenangan ini?

Teringat kisah seorang akhwat yang berjalan menyusuri pinggiran jalan hampir setiap hari demi memperjuangkan kemenangan. Teringat kisah sebuah keluarga yang menyisihkan setengah bagian dari biaya hidupnya untuk membiayai terwujudnya kemenangan.

Dan semua kisah - kisah perjuangan itu membuat kita bertanya.. apakah kita memang benar - benar telah menjadi bagian dari orang - orang yang memperjuangkan kemenangan ini?

إِذَا جَاء نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجاً فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّاباً

Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat. (Q.S 110; 1-3)

Tuesday, April 15, 2008

foto

After such a long time, akhirnya hari ini berkunjung lagi ke halaman friendster. Berhubung ada yang nge invite jadi yah.. akhirnya login juga deh buat liat siapa yang invite. Abis ngeliat pending invitations, iseng - iseng liat - liat profile teman - teman yang dengan rajin nya selalu mengupdate halaman friendsternya.


Diem - diem.. ngiri juga yah liat foto - foto yang mereka pasang. Ada yang pasang foto waktu di Prancis, ada yang pasang foto di depan gedung parlemen china, ada yang pasang foto waktu walking - walking di New York, ada foto waktu di jepang, trus di depan menara petronas malay.. hu..hu.. kapan yah bisa ke tempat - tempat kayak gitu...


Berhubung belom pernah ke malay, jepang, new york ataupun prancis.. jadi yah.. pasang foto apa yaah... apa pasang foto waktu di pangandaran aja yah.. lumayan kaan.. setidaknya pernah ke luar Bandung... he..

Tuesday, April 08, 2008

to be strong..

Kalau seonggok tanah liat harus melalui begitu banyak proses yang panjang untuk menjadi hiasan keramik yang indah, saya yakin, begitu juga manusia. Tidak ada seorang pun di bumi ini yang tidak pernah mengalami kesulitan dalam hidupnya.

Ketika Allah berikan sebuah ujian, ada masa nya saya berpikir,I think I’m not strong enough to go through this situation. Terlalu berat, terlalu rumit, terlalu besar masalah yang harus dihadapi. Mungkin itu keraguan manusiawi yang terlintas di benak ini saat keimanan dan kesabaran mulai melemah.

Tapi ketika kita berusaha menjalaninya, menyelesaikannya satu demi satu, berdo’a, mengumpulkan kekuatan, menguatkan kesabaran dan menghadapi apapun yang ada di hadapan kita, kita akan melihat bahwa ternyata kita bisa.

Saya tidak tahu, apa hikmah di balik sekian banyak ujian yang Allah berikan saat ini. Kapasitas otak dan daya pikir ini terlalu kerdil untuk memahami sepenuhnya ilmu Allah. Yang saya tau pasti, bahwa Allah tidak akan pernah dzhalim terhadap hambanya. Dan saya yakin, bahwa saya bisa. Semua ujian ini hanya akan membuat saya menjadi lebih kuat… insya Allah…

For the last few days, when I woke up in the morning, I tell my self, that I’m strong. All of this situation is only making me stronger. I can do this. I will survive this situation. I have a lovely husband who has been there for me even in the worst situation of my life. And the most important thing of all is that I have Allah…