Daisypath Anniversary tickers

Wednesday, June 25, 2008

life is a choice

Setelah kurang lebih 4 tahun saya mengenal beliau, untuk pertama kali nya beliau bercerita, mengapa di usia yang ke 41 tahun ini beliau masih hidup menyendiri.

-------------------------------------------------------------------------------------------

Mba ini yah pi, sebenernya udah hampir nikah dari sejak usia 22 tahun. Berarti lebih muda dari waktu upi nikah loh. Dulu mba pernah punya pacar, kami pacaran hampir 4 tahun, dan sudah tunangan hanya tinggal menunggu hari pernikahan saja. Dia sudah sangat dekat dengan keluargaku. Termasuk dekat dengan sepupu ku yang tinggal bersama kami di rumah orang tua ku. Sebenernya dekat nya calon suami ku dengan sepupuku, menurut banyak orang, kelewat dekat. Tapi aku ga pernah curiga pada mereka berdua.

Sampai ketika beberapa minggu sebelum pernikahan ku, sepupuku mengaku bahwa dia sedang hamil. Dan ayah dari bayi yang dikandungnya adalah calon suamiku sendiri. Kami sekeluarga seperti di samber geledek. Ayahku sakit keras karena memikirkan masalah ini, bahkan akhirnya beliau meninggal.

Aku sendiri hampir gila karena kondisi ini. Sakit, sedih, marah, malu, semua bercampur jadi satu. Ibu ku lah yang akhirnya mengingatkan aku. Sampai aku bisa kembali berusaha menata diri sendiri.

Sejak itu, rasanya hidupku jadi berubah total. Aku pernah beberapa kali pacaran, tapi kejadian itu meninggalkan trauma yang sangat dalam buat aku. Selalu ada perasaan takut untuk bisa menerima seorang laki - laki dalam kehidupanku.

Buatku, laki - laki itu seperti lautan. Dari jauh terlihat sangat indah, sangat menyenangkan. Tapi semakin kita dekat, semakin takut kita dibuatnya. Karena semakin dekat semakin terasa gelombangnya. Airnya yang tenang, menandakan ada sesuatu yang sangat dalam yang disembunyikan.

Itu lah mengapa, sampai usiaku yang sudah diatas 40 ini, aku masih lebih suka sendiri. Terkadang aku merasa bahwa aku bisa berdiri sendiri, tanpa laki - laki. Kalau aku melihat atau mendengar suami istri yang kurang akur atau bahkan bercerai, aku merasa bersyukur karena aku tidak punya suami. Walaupun kadang aku juga merasa iri dan sedih akan nasibku sendiri kalau melihat pasangan suami istri yang selalu terlihat mesra.

-------------------------------------------------------------------------------------------

Life is a choice, although I must say that's not the right choice

0 comments: