Daisypath Anniversary tickers

Sunday, June 08, 2008

Alhamdulillah..alhamdulillah

Begitu banyak karunia yang Allah limpahkan untuk kita, kadang kita sendiri justru lupa mensyukurinya. Pikiran, konsentrasi dan keinginan kita seringkali tertuju pada sesuatu yang kita belum punya, atau yang kita mau tapi kita belum dapatkan.

Lebih dari 2,5 tahun menikah dan belum dikaruniai anak, terus terang bukan hal yang mudah. Komentar, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja, dari orang – orang terkadang terasa begitu menyakitkan. Tuntutan, baik yang disampaikan secara halus maupun terang – terangan, terkadang begitu menyesakan dada.

Walaupun begitu, tetap saja sekuat tenaga berusaha untuk banyak – banyak bersyukur. Berusaha mensyukuri nikmat – nikmat Allah yang lain yang, Alhamdulillah, mengalir terus tanpa henti. Mulai dari dukungan yang luar biasa dari orang – orang tercinta, sampai kemudahan – kemudahan yang Allah berikan untuk urusan yang lain.

Belum dikaruniai anak sebenarnya memberikan kesempatan untuk saya belajar dan mengoptimalkan peran di ladang amal yang lain. Karena belum punya anak Alhamdulillah saya bisa:
1. Belajar menjadi istri yang baik. Karena masih diberi kesempatan untuk berdua dengan suami, saling mengenal, berusaha saling memahami dan bersama – sama berusaha tumbuh menjadi individu yang lebih baik.
2. Belajar menjadi menantu yang baik. Menjadi satu – satunya anak yang paling cantik di keluarga mertua sebenarnya juga bukan hal yang mudah. Harus banyak belajar memposisikan diri baik di hadapan mertua maupun di tengah – tengah keluarga besar suami. Belajar menyayangi mertua selayaknya orang tua kita sendiri. Selain itu, Alhamdulillah saya juga menikmati kemanjaan selama satu tahun menjadi satu – satu nya anak perempuan di keluarga mertua (sampai akhirnya hadir menantu baru :D).
3. Belajar menjadi bibi yang baik untuk keponakan – keponakan tercinta. Karena belum punya anak sendiri, Alhamdulillah sering mendapat mandat untuk mengurus ponakan – ponakan. Membantu ummi mengurus teteh salma, sejak pulang dari bidan sampai sekarang udah masuk sekolah. Mengurus si kembar alif-fikri, sejak mereka masih di incubator sampai sekarang udah pada bisa lari – lari. Dan sedikit – sedikit membantu bunda mengurus dede khansa. Semua peranan itu juga memberikan saya banyak kesempatan untuk belajar mempersiapkan diri menjadi ibu suatu hari nanti.
4. Belajar menjadi individu yang lebih baik, sebagai hamba Allah, sebagai kader da’wah dan sebagai part of the society. Mungkin karena belum punya anak, masih punya banyak waktu untuk “mengurusi diri sendiri”. Alhamdulillah masih punya cukup banyak keleluasaan untuk melakukan banyak aktivitas, pergi kesana kemari, belajar banyak hal, dan bertemu banyak orang.

Sekali lagi, memang tidak mudah menjalani semua ini. Para pakar ginekologi mengatakan bahwa usaha dan proses penantian hingga lahir nya seorang anak itu membuat kita menjalani “emotional roller coaster”. Kadang harapan kita membumbung tinggi ketika selesai menjalani sebuah terapi, dan kemudian dihempaskan ke dasar ketika akhirnya harapannya belum terpenuhi.

Buat saya, Alhamdulillah saya berusaha menjaga agar “roller coaster” nya tidak terlalu tinggi. Sehingga ketika harapannya belum terpenuhi, keyakinan kepada takdir Allah dan kasih saying Allah menjaga saya untuk tidak terhempas terlalu jauh ke dasar.

Untuk suami tersayang, ka esa, rela, dan semua sahabat – sahabat tercinta, semoga Allah memberikan balasan yang berlipat ganda atas semua dukungan yang diberikan dalam menjalani proses ini.

1 comments:

rela said...

subhanallah ...
jadi diingatkan untuk senantiasa bersyukur ...
*lagi mellow niii teh, jadi kerjaannya nangis mulu ... padahal kan harus bersyukur ya atas setiap rizki yang ALloh kasi...
Moga teteh dan suami makin kuat ...
Alloh punya rencana yang indah untuk hambanya yang beriman, insyaAlloh ...
aamiin