Allah selalu memberi kita segala sesuatu yang kita inginkan pada saat yang tepat. Subhanallah .. itu yang ingin terus dipeliharan dalam hati ini, walaupun sulit.
Dulu ketika di SMA rasanya susah payah saya memohon kemudahan agar saya bisa mendapat nilai – nilai yang bagus dalam pelajaran, tapi tetap saja, angka – angka di raport yah segitu – segitu juga. Sampai akhirnya kemudahan itu Allah kasih tepat pada saat UMPTN. Saya berhasil mengungguli teman – teman lain yang sebelumnya cukup cemerlang di kelas dan akhirnya saya diterima di salah satu institut terbaik di negri ini. Institut yang menjadi jalan pembuka hidayah untuk saya.
Setelah duduk di bangku kuliah, menjalani kuliah selama hampir 5 tahun, dengan susah payah juga saya berdo’a agar Allah memberi kemudahan dalam tugas akhir saya. Lama sekali rasanya sampai akhirnya Allah mengabulkan do’a itu. Rasanya sudah tidak terhitung berapa banyak air mata yang keluar dan kesulitan yang harus dijalani sampai akhirnya Allah bukakan pintu kemudahan. Tepat pada saat semua usaha rasanya sudah di coba, dan sudah tidak ada tempat bersandar lagi selain kepada Allah, Allah memberikan kemudahan untuk kelulusan saya. Walaupun nilai yang diberikan sang dosen tidak sebaik yang saya harapkan, tapi begitu banyak kemudahan yang Allah berikan mulai dari mengerjakan buku skripsi, seminar sampai akhirnya sidang, subhanallah. Dan tidak hanya itu saja, saya lulus tepat ketika ada lowongan pekerjaan dan saya diterima bekerja. Jadi tidak sempat menyandang status “pengangguran”, alhamdulillah.
Kuliah sudah selesai, diterima bekerja juga sudah, alhamdulillah, mulailah pikiran ini terkonsentrasi pada keinginan berikutnya. Menikah (standar sih memang). Sebenarnya keinginan untuk menikah sudah ada cukup lama. semenjak sebelum lulus. Tapi karena waktu itu masih terfokus pada tugas akhir, jadi belum terlalu benar – benar mempersiapkan diri untuk menikah. Baru ketika urusan kuliah sudah mereda, kemudian satu per satu teman – teman mulai melepas masa lajangnya, kemudian usia yang juga terus bertambah, keinginan untuk menikah itu semakin serius di persiapkan. Walaupun begitu, jodoh yang telah dipilihkan oleh Allah tidak serta merta datang setelah lantunan do’a yang pertama. Butuh puluhan, ratusan bahkan mungkin ribuan lantunan do’a sampai akhirnya sang labuhan hati itu datang. Tapi subhanallah, dia datang pada saat yang tepat sekali. Tepat ketika saya membutuhkan seseorang yang akan membuat saya tersenyum di tengah kepenatan. Tepat ketika begitu banyak masalah yang harus dihadapi dan saya membutuhkan seseorang yang akan menggenggam tangan saya dalam menghadapi masalah – masalah itu. Tepat ketika begitu banyak kekecewaan akan harapan yang belum terwujud dan saya membutuhkan seseorang sebagai penghibur hati.
Dan saat ini, saya sedang terus mencoba memelihara keimanan saya, bahwa Allah pun sedang menunggu waktu yang tepat untuk menganugrahkan saya “hiburan” berikutnya, yaitu seorang buah hati. Banyak hal sudah kami usahakan, lantunan do’a pun rasanya tidak pernah terlewatkan. Jangan tanya berapa banyak air mata yang sudah diteteskan, semoga semua itu tidak akan mengurangi kesabaran kami. Allah pasti akan menganugrahkannya pada saat yang tepat. Hanya tinggal menunggu sebentar lagi, karena bersabar itu tidak akan pernah lama.
Untuk yang selalu menghadirkan senyuman di kala hati berkelana dalam duka … Thank you for always being by my side ..
Dulu ketika di SMA rasanya susah payah saya memohon kemudahan agar saya bisa mendapat nilai – nilai yang bagus dalam pelajaran, tapi tetap saja, angka – angka di raport yah segitu – segitu juga. Sampai akhirnya kemudahan itu Allah kasih tepat pada saat UMPTN. Saya berhasil mengungguli teman – teman lain yang sebelumnya cukup cemerlang di kelas dan akhirnya saya diterima di salah satu institut terbaik di negri ini. Institut yang menjadi jalan pembuka hidayah untuk saya.
Setelah duduk di bangku kuliah, menjalani kuliah selama hampir 5 tahun, dengan susah payah juga saya berdo’a agar Allah memberi kemudahan dalam tugas akhir saya. Lama sekali rasanya sampai akhirnya Allah mengabulkan do’a itu. Rasanya sudah tidak terhitung berapa banyak air mata yang keluar dan kesulitan yang harus dijalani sampai akhirnya Allah bukakan pintu kemudahan. Tepat pada saat semua usaha rasanya sudah di coba, dan sudah tidak ada tempat bersandar lagi selain kepada Allah, Allah memberikan kemudahan untuk kelulusan saya. Walaupun nilai yang diberikan sang dosen tidak sebaik yang saya harapkan, tapi begitu banyak kemudahan yang Allah berikan mulai dari mengerjakan buku skripsi, seminar sampai akhirnya sidang, subhanallah. Dan tidak hanya itu saja, saya lulus tepat ketika ada lowongan pekerjaan dan saya diterima bekerja. Jadi tidak sempat menyandang status “pengangguran”, alhamdulillah.
Kuliah sudah selesai, diterima bekerja juga sudah, alhamdulillah, mulailah pikiran ini terkonsentrasi pada keinginan berikutnya. Menikah (standar sih memang). Sebenarnya keinginan untuk menikah sudah ada cukup lama. semenjak sebelum lulus. Tapi karena waktu itu masih terfokus pada tugas akhir, jadi belum terlalu benar – benar mempersiapkan diri untuk menikah. Baru ketika urusan kuliah sudah mereda, kemudian satu per satu teman – teman mulai melepas masa lajangnya, kemudian usia yang juga terus bertambah, keinginan untuk menikah itu semakin serius di persiapkan. Walaupun begitu, jodoh yang telah dipilihkan oleh Allah tidak serta merta datang setelah lantunan do’a yang pertama. Butuh puluhan, ratusan bahkan mungkin ribuan lantunan do’a sampai akhirnya sang labuhan hati itu datang. Tapi subhanallah, dia datang pada saat yang tepat sekali. Tepat ketika saya membutuhkan seseorang yang akan membuat saya tersenyum di tengah kepenatan. Tepat ketika begitu banyak masalah yang harus dihadapi dan saya membutuhkan seseorang yang akan menggenggam tangan saya dalam menghadapi masalah – masalah itu. Tepat ketika begitu banyak kekecewaan akan harapan yang belum terwujud dan saya membutuhkan seseorang sebagai penghibur hati.
Dan saat ini, saya sedang terus mencoba memelihara keimanan saya, bahwa Allah pun sedang menunggu waktu yang tepat untuk menganugrahkan saya “hiburan” berikutnya, yaitu seorang buah hati. Banyak hal sudah kami usahakan, lantunan do’a pun rasanya tidak pernah terlewatkan. Jangan tanya berapa banyak air mata yang sudah diteteskan, semoga semua itu tidak akan mengurangi kesabaran kami. Allah pasti akan menganugrahkannya pada saat yang tepat. Hanya tinggal menunggu sebentar lagi, karena bersabar itu tidak akan pernah lama.
Untuk yang selalu menghadirkan senyuman di kala hati berkelana dalam duka … Thank you for always being by my side ..
0 comments:
Post a Comment