Daisypath Anniversary tickers

Wednesday, March 16, 2005

Menikah di Jalan Da'wah

Menikah ….

Entah sudah berapa banyak tulisan yang saya tulis dengan tema serupa ini. Tapi permasalahan ini memang lagi "nge-trend". Mungkin karena saya dan teman - teman yang memang sudah mulai memasuki usia yang "pantas" untuk menikah, sehingga topik ini menjadi cukup hangat.
Saya sering membayangkan, bahwa ketika saya bangun di pagi hari dan memulai aktivitas saya, maka pada saat yang sama seorang ikhwan di suatu tempat di luar sana juga sedang melakukan hal yang sama. Ikhwan yang sudah Allah tentukan kelak akan menggenapkan separuh dien saya. Kemudian ketika saya menjalani hari - hari saya, beliau pun melakukan hal yang sama. Kami menjalani kehidupan kami masing - masing sampai akhirnya Allah mempertemukan kami dalam keimanan dan naungan ridho-Nya. Saya juga sering membayangkan bahwa ketika godaan - godaan itu datang, godaan untuk memilih "jalan pintas", atau ketika ujian -ujian itu datang, ujian untuk tetap istiqomah di atas jalan panjang yang sudah Allah tentukan, mungkin beliau juga sedang mengalami hal yang sama.

Saya juga sering mendo'akan, semoga Allah meneguhkan hati - hati kami berdua dan menguatkan kesabaran kami sampai akhirnya kami benar - benar dipertemukan dalam keimanan. Aneh memang, sebuah do'a yang berkali - kali dilantunkan untuk seseorang yang saya sama sekali tidak tahu siapa orangnya.

Menikah memang dipengaruhi oleh peranan Allah yang sangat dominan dalam menentukan siapa orang yang akan menjadi pasangan hidup kita. Tapi bukan berarti kita tidak dituntut untuk menentukan pilihan - pilihan dalam prosesnya. Karena dalam setiap taqdir yang sudah Allah tentukan, selalu ada porsi ikhtiar yang dibebankan kepada kita. Ikhtiar yang oleh beberapa ulama diartikan sebagai mengusahakan yang terbaik.

Jadi, memilih pasangan hidup yang terbaik dengan kacamata da'wah, itu adalah ikhtiar. Berusaha memulai segala sesuatunya dengan awal yang baik, itu adalah ikhtiar. Mempersiapkan diri untuk menjalani kehidupan perkawinan yang "tidak biasa", itu adalah ikhtiar.
Dan sangat keliru ketika kita melihat seorang akhwat yang menikah dengan seorang ikhwan yang "tidak potensial" menurut kacamata da'wah , kemudian kita mengatakan .."yah emang udah jodohnya kali". Karena tidak bisa dilupakan bahwa akhwat itulah yang menentukan pilihannya. Walaupun Allah yang mempertemukan beliau dengan seorang ikhwan yang mungkin tidak jelas visi da'wah nya, tapi akhwat itulah yang menjatuhkan pilihan untuk menjalani sisa hidupnya dengan beliau.

Banyak orang yang memandang bahwa ketika seseorang itu pada akhirnya tidak berda'wah setelah dia menikah, maka kesalahannya terletak pada pilihannya untuk tidak ber'dawah dan bukan dengan siapa dia menikah. Yah, di satu sisi pendapat itu memang benar. Berda'wah atau tidak adalah pilihan kita. Bahkan ketika kita memilih pasangan hidup dari barisan orang yang mengusung panji da'wah pun sebenarnya bukan sebuah jaminan bagi kelangsungan aktivitas da'wah kita. Tapi di sisi lain kita juga harus melihat bahwa ketika kita memelihara cita - cita untuk menikah di atas jalan da'wah, maka persiapan yang dilakukan pun harusnya mengarah kesana, termasuk dalam menjatuhkan pilihan pada pasangan hidup yang akan menunjang aktivitas da'wah kita. Jadi tidak bisa diabaikan peranan dari seorang suami / istri dalam menjaga keistiqomahan kita untuk berda'wah. Menikah dengan orang yang memiliki visi da'wah dan merupakan bagian dari barisan pengusung da'wah saja tidak menjamin keberlangsungan aktivitas da'wah kita setelah menikah, apalagi menikah dengan orang yang visi da'wah nya tidak terlihat atau keistiqomahannya belum teruji, pastilah tidak lebih mudah. Kecuali kalau kita memilih untuk menjadi orang biasa, yang sekedar menikah dan sekedar punya keturunan serta mengarungi hidup seolah - olah dunia hanya milik berdua.

Buat adik2 sayang, seandainya saja upi bisa memberikan ikhwan - ikhwan sholeh untuk mengakhiri kegundahan hati kalian … :)

5 comments:

Yentri Marchelino said...

Teh.. jadi mo maluw baca postingan teteh :">

Semoga Allah menguatkan langkah-langkah kaki kita menuju pembentukan pilar dakwah itu ya teh..

Yentri Marchelino said...

Teh.. jadi mo maluw baca postingan teteh :">

Semoga Allah menguatkan langkah-langkah kaki kita menuju pembentukan pilar dakwah itu ya teh..

Yentri Marchelino said...

Teh.. jadi mo maluw baca postingan teteh :">

Semoga Allah menguatkan langkah-langkah kaki kita menuju pembentukan pilar dakwah itu ya teh..

Yentri Marchelino said...

Teh upi.. afwan, jadi banyak gitu commentsnya?? (diapus aja teh..) semalem kayaknya error gitu deh blogspotnya. afwan..

raka said...

subhanallah....