Daisypath Anniversary tickers

Sunday, March 06, 2005

Muhammad bin Wasi'

Muhammad bin Wasi' adalah salah seorang panglima perang sebuah pasukan yang dipimpin oleh Qutaibah yang berada di sebelah timur wilayah kekuasaan Islam. Muhammad bin Wasi' ini terkenal akan kezuhudan nya terhadap dunia dan kecintaannya pada kehidupan akhirat.

Suatu hari, sang pemimpin pasukan, Qutaibah, mengumpulkan seluruh panglima perangnya kecuali Muhammad bin Wasi'. Qutaibah berkata kepada para panglima perangnya, "Akan ku tunjukan kepada kalian seseorang yang baginya dunia ini tidak lebih dari sebutir debu. Begitu cintanya dia kepada kehidupan akhirat sehingga kecintaannya itu yang menjadi energi dan pembakar semangat jihad nya."
Kemudian dipanggilah Muhammad bin Wasi'. Kepada Muhammad bin Wasi', Qutaibah memberikan sebuah hadiah. Sebongkah emas yang ukurannya hampir sebesar kepala banteng. Hadiah itu didapatkannya dari harta rampasan perang. Ia berkata , "Hai Muhammad bin Wasi', terimalah hadiah pemberian ku ini."

Sungguh di luar dugaan, ternyata Muhammad bin Wasi' menerima hadiah pemberian Qutaibah tersebut. Muka Qutaibah menjadi merah padam melihat kejadian yang sama sekali tidak disangkanya. Setelah Muhammad bin Wasi' dipersilahkan untuk pergi, Qutaibah mengirim salah seorang anak buahnya untuk memata - mati Muhammad bin Wasi'. Ia ingin tahu apa yang akan dilakukkan oleh Muhamad bin Wasi' dengan hadiah pemberiannya tersebut. Dalam hati ia terus berdo'a, " Ya Allah, jangan biarkan dugaan ku melesat dari nya."

Beberapa saat kemudian anak buah nya kembali dan melaporkan apa yang dilihatnya. Ternyata sepulang dari menghadap Qutaibah, Muhammad bin Wasi' memberikan bongkahan emas pemberian Qutaibah tersebut kepada pengemis pertama yang ditemui nya di jalan. Diberikan kepada pengemis pertama yang ditemuinya, diberikan begitu saja. Tanpa perlu berpikir panjang. Seolah melepaskan seusuatu yang tidak ada harganya sama sekali. Senyuman pun terkembang di wajah Qutaibah. Segala Puji bagi Allah yang menjadikan dunia ini begitu kecil dibandingkan hamparan cinta dan kasih sayang-Nya.

Seperti apa rasanya mencintai Allah sehingga membuat kita melihat dunia ini menjadi begitu kecil ? Hanya orang - orang beruntung lah yang bisa merasakan belaian kasih Allah. Dan hanya orang - orang yang beruntung lah yang bisa merasakan cinta-Nya. Cinta yang begitu dahsyat. Cinta yang menenangkan jiwa yang sedang gundah. Cinta yang menggembiarkan hati yang sendu. Ya Allah, betapa indahnya dicintai dan mencintai-Mu.

0 comments: